YESUS ADALAH RAJA

 

Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!" Wahyu 5:13

 

Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa sejarah bergerak menuju suatu akhir yang pasti. Realitas tersebut merupakan salah satu ciri khas cara pandang Alkitab. Dengan kata lain, salah satu hal yang membedakan kekristenan dengan agama lain adalah dalam hal bagaimana segala sesuatunya akan berakhir.

 

Kadang-kadang, saat melihat foto-foto lama, kita mungkin bertanya, “Di mana saya di foto ini?”—atau, “Apakah saya ada di foto ini?” Namun jika menyangkut rencana Allah, setiap orang termasuk dalam foto sejarah Wahyu. Tidak ada seorang pun yang hilang dari cerita ini. Dan ketika sejarah berakhir, maka akhirnya adalah pemisahan.

 

Yesus berbicara tentang pemisahan ini ketika Dia mengatakan bahwa domba dan kambing akan dipisahkan (Matius 25:31-46): terang dan gelap akan dipisahkan, dan mereka yang percaya kepada Yesus akan dipisahkan dari mereka yang tidak percaya. Tidak ada seorang pun yang akan ditinggalkan, meskipun tragisnya ada beberapa orang yang memilih untuk ditinggalkan. Oleh karena itu, posisi kita dalam gambaran besar ini penting.

 

Seluruh pasang surut sejarah harus dilihat berdasarkan fakta bahwa ada takhta di surga dan takhta itu tidak kosong; sebaliknya, takhta itu ditempati oleh Allah, yang memegang kendali. Yesus adalah Raja, dan Dia duduk di sebelah kanan takhta. Meski banyak yang belum mengakui kerajaan-Nya, hal ini tidak mengubah kenyataan bahwa Dia memerintah. Dari kejatuhan umat manusia hingga akhir zaman, seperti yang dikatakan teolog abad keempat, Augustine dari Hippo, ada dua kota yang bersaing—dua cinta yang bersaing. Secara natur, kita terlibat dalam kota manusia, dan hanya dengan karunia Allah kita dapat terlibat dan mengabdi pada kota Allah.

 

Kota duniawi, kota manusia, ditakdirkan untuk lenyap. Namun kota surgawi, kerajaan Allah, akan tetap ada selama-lamanya. Apakah kita mengakui Yesus sebagai Raja? Cara kita menjawab memiliki makna kekal. Dan cara kita menjawab juga memiliki konsekuensi saat ini. Jika Yesus adalah Raja Anda, maka Anda akan hidup sebagai rakyat-Nya, berusaha untuk menaati-Nya bahkan ketika perintah-Nya bertentangan dengan keinginan Anda. Jika Yesus adalah Raja Anda, Anda akan setia kepada-Nya di atas segalanya, karena dunia ini bukanlah rumah Anda dan Anda hanya sekadar melewatinya. Seperti yang ditulis Paulus, “kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat” (Filipi 3:20). Pastikan untuk hidup sebagai warga negara dari negara yang lebih baik dan sebagai warga negara dari Raja yang lebih besar. Kita akan menghabiskan kekekalan bersama seluruh ciptaan memuliakan Dia. Semoga kita juga melakukan hal yang sama dalam kata-kata dan perilaku kita hari ini.

 

Refleksi

Bacalah Mazmur 24  dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

 

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Bilangan 17 – 19Wahyu 21

Truth For Life – Alistair Beg