Pembacaan : Amsal 16
Bacaan Alkitab Setahun : Yesaya 1 - 4
Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati. (Amsal 16:2)
JANGAN BERASUMSI PADA MOTIF SESEORANG. Kita sudah membahas Amsal ini sebelumnya, tetapi ada satu implikasi dari perkataan yang belum kita bahas. Karena hanya Allah yang dapat benar-benar menilai motif hati, kita juga tidak boleh berpikir bahwa kita dapat menilai motif orang lain dengan sempurna. Matius 7:1 mengutuk orang yang “menghakimi”, dan itu bukan berarti kita tidak boleh menilai mereka. “Menghakimi” seseorang berarti memberikanpenghukuman akhir (bukan hanya mengkritik sesuatu tentang mereka), yang membutuhkan pengetahuan tentang motif hati yang hanya bisa dilakukan oleh Allah.
1 Korintus 13:7 mengatakan kasih “percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu.” Ini bukan berarti bahwa kita harus menjadi orang yang naif, tetapi bukan berarti juga kita tidak boleh secara konstan terbiasa curiga terhadap orang lain, atau cepat mengatakan seseorang iri hati, sombong, dendam, atau serakah padahal kita tidak dapat benar-benar melihat ke dalam hatinya. Ketidaksepakatan menjadi konflik yang mematikan ketika Anda beralih dari menunjukkan perilaku yang salah dengan cara yang benar menjadi berasumsi mampu memahami isi hati seseorang, yang hanya dapat dilakukan oleh Allah (Roma 2:16).
Apakah Anda menahan diri dengan baik agar tidak buru-buru membaca motif orang lain? Pikirkan beberapa contoh ketika Anda salah membaca motif seseorang.
Doa: Tuhan, kebutuhanku untuk menilai orang berasal dari hati yang seharusnya menilai dirinya sendiri. Engkausendiri adalah hakim dan raja atas hati. Berikanku roh yang tidak naif tapi roh yang ramah yang menerapkan asas praduga tak bersalah. Amin.