MELIMPAH DENGAN KEBAIKAN

Berkatalah Musa kepada segenap jemaah Israel: "Inilah firman yang diperintahkan TUHAN, bunyinya  Ambillah bagi TUHAN persembahan khusus dari barang kepunyaanmu; setiap orang yang terdorong hatinya harus membawanya sebagai persembahan khusus kepada TUHAN.” Keluaran 35:4-5

 

Umat Tuhan memberi dengan penuh syukur sebagai respons atas karunia-Nya. Namun sering kali alasan kita memberi sangatlah berbeda. Banyak orang memandang memberi sebagai sesuatu yang harus mereka lakukan, mungkin karena status sosial mereka atau persepsi orang lain. Ada yang memberi sebagai upaya menebus perbuatan buruknya. Ada pula yang memberi karena takut, sambil berpikir, “Lebih baik saya memberi, kalau tidak Allah tidak akan memberkati saya.”

 

Namun prinsip memberi yang ada di seluruh Alkitab sangatlah berbeda.

 

Di padang gurun, ketika bangsa Israel bersiap membangun tabernakel bagi Tuhan, Musa mulai mengumpulkan dana untuk pekerjaan tersebut. Permintaannya tidak bersifat kasar atau manipulatif; dia hanya mengatakan kepada umat bahwa Tuhan bersedia menerima dari semua orang yang bersedia memberi, dan setiap orang yang tergerak membawa persembahan. Mereka tidak hanya memberi dari apa yang mereka punya, tapi mereka juga memberi berdasarkan siapa mereka dan kemampuan yang Allah berikan kepada mereka, mulai dari ahli bangunan dan ahli menjahit sampai para pengrajin.

 

Banyak yang memberi, dan mereka memberi dalam jumlah yang sangat besar. Akibatnya, Musa harus mengeluarkan perintah kedua ke seluruh perkemahan: “Tidak usah lagi ada orang laki-laki atau perempuan yang membuat sesuatu menjadi persembahan khusus bagi tempat kudus” (Keluaran 36:6). Mereka tahu bahwa Allah telah memberi mereka semua yang mereka miliki. Didorong oleh besarnya kebaikan Allah, kemurahan hati mereka meluap-luap—sampai-sampai Musa harus menyuruh mereka berhenti!

 

Tuhan tidak membutuhkan apa pun, namun Dia bersedia menerima dari mereka yang telah mengalami dan menerima kasih karunia dan kebaikan-Nya yang melimpah. Allah tidak memberikan anugerah-Nya dalam persentase; Dia melimpahkannya—dan dari kelimpahan hati-Nya, di dalam Yesus, Dia telah memberikan berkat demi berkat kepada umat-Nya. Ketika kita, sang penerima anugerah-Nya, memberikan waktu, uang, bakat, atau apa pun secara melimpah dan penuh rasa syukur, maka Allah dimuliakan.

 

Allah selalu mengasihi orang-orang yang mau memberi dengan rela. Dia mempunyai rencana untuk menyelamatkan manusia melalui Putra-Nya, dan Dia merindukan para pengikut yang bersedia bergabung dalam pekerjaan Injil melalui memberi. Hanya kasih karunia, dan hanya kasih karunia saja, yang menggerakkan seseorang untuk memberi dengan penuh pengorbanan dan sukacita. Jika Anda memberi—waktu, bakat, atau uang—dengan terbatas atau terpaksa, renungkanlah kemurahan Allah yang melimpahkan begitu banyak berkat kepada Anda, dalam Tuhan Yesus. Tergeraklah oleh karunia-Nya, maka Anda akan mendapati diri Anda berlimpah rasa syukur yang melimpah sehingga bisa memberi dengan murah hati, membawa kemuliaan dan pujian bagi Allah.

 

Refleksi

Bacalah Yohanes 12:1-8 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

 

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Mazmur 135-1362 Korintus 11: 1-15

Truth For Life – Alistair Beg