PERISTIRAHATAN JIWA

 

Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku. Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya. Ibrani 4:1-2

 

Terlalu sering orang Kristen menjadi ahli dalam bersenang-senang tetapi tidak ahli dalam beristirahat. Kenapa? Salah satu alasannya mungkin karena budaya Barat sangat menghargai upaya tanpa henti untuk mencapai pencapaian yang lebih tinggi. Bahkan waktu luang kita penuh dengan “pengejaran” dan keinginan untuk berkembang dan berprestasi. Dan di balik semua ini terletak penderitaan dari setiap budaya yang ada di dunia: keterpisahan kita dari Allah yang menciptakan kita dan yang membuat kita bisa bekerja dan beristirahat.

 

Ketika dosa memasuki dunia, umat manusia kehilangan ketenangan. Apa pun kata yang Anda gunakan untuk menggambarkan kemanusiaan, tidak dapat disangkal bahwa ketenangan atau istirahat bukan dua kata yang akan Anda gunakan. Waktu luang bukanlah istirahat jika Anda berusaha keras agar bisa menikmati kedamaian sesaat atau jika Anda mengisi waktu luang Anda dengan hal-hal yang harus dilakukan. Ada hal lain yang lebih dikehendaki Allah.

 

Allah menawarkan istirahat yang menenangkan jiwa. Ketenangan jiwa mengalir dari kehidupan yang berserah kepada-Nya dalam iman. Ketika debu kematian, yang berasal dari dosa, menetap di atas umat manusia, kita tidak dapat lagi menikmati istirahat yang lebih dalam seperti yang Allah kehendaki. Kita memerlukan ciptaan baru—dan inilah yang Allah sediakan! “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru” (2 Korintus 5:17). Dalam penciptaan, Allah menetapkan prinsip istirahat fisik, dan dalam penebusan Dia menetapkan istirahat rohani yang sempurna. Meskipun demikian, orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat—bahkan yang mengaku Kristen—masih bersikeras menjalani hidup mereka dengan mengabaikan Allah. Mereka menolak undangan-Nya untuk mengistirahatkan jiwa mereka, dan mereka hanya menjadi pendengar bukan pelaku firman (Yakobus 1:22), dan kemudian mereka berharap untuk masuk ke dalam tempat peristirahatan ketika meninggal. Alkitab tidak memberikan harapan terhadap pendekatan hidup seperti itu. Seperti halnya bangsa Israel di padang gurun mendapati janji-janji Allah tidak ada manfaatnya karena mereka tidak memercayainya, kita juga tidak bisa berharap dapat mengalami karunia ketenangan jiwa, di dunia ini atau di dunia berikutnya, jika kita terus menjalani hidup dengan usaha bukannya iman.

 

Puji Tuhan, semuanya telah diselesaikan dalam Yesus. Dia menerobos kedok kepura-puraan agamawi yang kosong dan perjuangan duniawi yang tanpa harapan dan menawarkan kepada kita undangan yang penuh anugerah: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan” (Matius 11:28-29). Ini adalah istirahat yang kita nikmati bahkan saat kita bekerja, istirahat yang memampukan kita untuk benar-benar beristirahat dari pekerjaan kita, dan istirahat yang suatu hari nanti akan kita nikmati sepenuhnya, pada akhirnya, dan selamanya di hadirat-Nya.

 

Apakah jiwa Anda tenang hari ini? Atau apakah Anda cemas akan apa yang mungkin terjadi di hari esok atau merasa lelah dengan apa yang Anda rasa harus Anda capai hari ini? Pekerjaan yang memuaskan hasrat terbesar Anda dan memenuhi kebutuhan terbesar Anda—pekerjaan keselamatan—diselesaikan oleh Yesus atas nama Anda di Golgota. Dia mengundang Anda untuk datang kepada-Nya: untuk mengetahui bahwa Dia telah mengurus masa depan kekal Anda dan bahwa tugas-tugas yang Dia rencanakan bagi Anda hari ini semuanya akan terlaksana—tidak lebih dan tidak kurang. Jadi percayalah kepada-Nya, dan biarkan jiwa Anda benar-benar beristirahat.

 

Refleksi

Bacalah Ibrani 4:1-10 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

 

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Keluaran 36-38; Yakobus 4

Truth For Life – Alistair Begg