Baca: Yeremia 26:1-16
“Mungkin mereka mau mendengarkan dan masing-masing mau berbalik dari tingkah langkahnya yang jahat, sehingga Aku menyesal akan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka oleh karena perbuatan-perbuatan mereka yang jahat.” (Yeremia 26:3)
Bacaan Alkitab Setahun:
Yesaya 15-21
Amnesti Pajak adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, dan tidak dikenai sanksi denda serta sanksi pidana. Hanya dikenai uang tebusan. Wajib Pajak yang mengikuti program ini dilatarbelakangi berbagai motif. Ada yang menghindari denda dan hukuman, tetapi ada juga yang ingin menaati pajak sehingga hidupnya tenang. Hal ini sesuai dengan jargon Amnesti Pajak: Ungkap, Tebus, Lega.
Firman Tuhan yang Yeremia sampaikan jelas menuntut pertobatan, supaya murka Allah tidak jadi dijatuhkan untuk menghancurkan Yehuda. Tanpa pertobatan tidak mungkin menghindari hukuman. Respons umat yang hendak menghukum mati Yeremia membuktikan mereka tidak peka akan dosa mereka yang menjijikkan, sebaliknya hanya melihat Yeremia sebagai penyampai berita celaka! Sepintas, sikap atau respons para pemuka Yehuda lebih baik daripada pemimpin agama dan umat karena para pemuka ini mencegah Yeremia dibunuh. Namun jelas motivasi mereka memberi usul itu bukan karena menyesali dosa, melainkan menghindari hukuman dosa. Tidak ada tanda-tanda pertobatan sejati.
Seperti jargon Amnesti Pajak seharusnya berlaku demikian bagi orang percaya. Ungkap semua dosa kita, mohon pengampunan dan penebusan dari Tuhan Yesus. Maka legalah hidup kita setelah diselamatkan. Pertobatan sejati pasti menyesali dosa, tidak sekadar menghindari penghukuman. Bertobat berarti berbalik arah, meninggalkan jalan dosa menuju jalan kebenaran. Ingat, Tuhan mengenal hati manusia. Dia yang Mahatahu tidak akan tertipu oleh motivasi yang munafik.
HATI YANG LICIK TAK MUNGKIN LUPUT DARI HUKUMAN.
ALLAH MAHATAHU DAN MAHAADIL!