Baca: Lukas 23:33-43
Yesus berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34a)


Bacaan Alkitab Setahun: 
Ezra 8-9


Polisi Korsel di Seoul menangkap Kim, yang berusia 37 tahun, karena dia menikam Song hingga tewas. Song adalah mantan gurunya yang berumur 58 tahun. Ternyata, dua hari sebelum kejadian, Kim mendesak Song untuk minta maaf karena gurunya itu telah salah menghukumnya, ketika dia dituduh menyontek, 20 tahun yang lalu. Namun sang guru menolak untuk minta maaf, maka terjadilah pembunuhan tersebut. Bayangkan! Selama 20 tahun Kim menyimpan dendam terhadap gurunya. 

Marilah kita membayangkan kejadian yang menjadi puncak penderitaan Yesus, tatkala Dia disalib di Golgota. Pada saat itu siang hari yang terik. Panas. Pada situasi yang sangat panas, menderita kesakitan, perkataan apa yang keluar dari mulut Yesus? Makian? Kutukan? Erangan? Teriakan? Bukan semuanya. Yang luar biasa adalah keluar suatu doa dari mulut-Nya: “Ya Bapa, ampunilah mereka ….” Di dalam terjemahan bahasa Indonesia, ada satu kalimat pembuka yang hilang: “Pada saat itu Yesus berkata….” Pada saat itu Yesus lelah, menderita dan kesepian. Pada saat demikian Yesus berdoa memohon pengampunan bagi orang-orang yang menyalibkan-Nya. 

Kristus telah memberi teladan kepada kita. Dia tidak hanya bisa berbicara tentang pengampunan, tetapi Ia taat terhadap panggilan-Nya untuk turun ke dunia, menderita dan mati di kayu salib untuk mengampuni dosa kita. Itu berarti, pengampunan dosa manusia oleh Tuhan telah dibayar lunas dengan harga yang sangat mahal, melalui darah dan nyawa Tuhan Yesus. Sekarang masalahnya, kalau kita dibebaskan dari hukuman karena dosa kita, kenapa kita sulit untuk mengampuni?


PENGAMPUNAN BUKANLAH MATA PELAJARAN PILIHAN DALAM KEHIDUPAN,
NAMUN PELAJARAN WAJIB, DAN UJIANNYA SELALU SULIT UNTUK DILALUI.—Zig Ziglar