ALLAH DIPIHAK KITA

 

Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Yakobus 1:13

 

Ketika kita percaya kepada Yesus Kristus dan belenggu dosa dipatahkan, sejumlah hal terjadi dalam diri kita pada saat itu juga. Kita dipindahkan dari kematian ke kehidupan dan didiami oleh Roh Allah. Kita ditempatkan di dalam keluarga-Nya. Kita ditebus, diubah, dan lahir kembali. Dosa tidak lagi berkuasa dalam hidup kita. 

 

Namun, dosa tetap ada.

 

Dengan percaya kepada Kristus, kita tidak menjalani kehidupan yang nyaman dimana kita terbebas dari serangan si jahat atau kecenderungan hati kita untuk berbuat dosa. Sebaliknya, mulai dari sejak kita bertobat hingga melihat Kristus dan menjadi seperti Dia, orang Kristen terlibat dalam perang yang terus-menerus melawan godaan.

 

Kitab Suci penuh dengan peringatan tentang godaan: godaan untuk berbuat dosa dan kejahatan yang akan dialami semua orang. Godaan bukanlah sekadar iming-iming untuk melakukan hal-hal yang liar dan tidak terpikirkan, tetapi dorongan untuk mengambil hal-hal baik yang telah Allah berikan kepada kita dan menggunakannya (atau menyalahgunakannya) dengan cara yang berdosa. Dalam The Screwtape Letters, C.S. Lewis menyinggung betapa tidak kentaranya dosa lewat perkataan Screwtape yang mendesak iblis untuk “mendorong manusia untuk menikmati kesenangan yang diberikan Allah dengan cara yang dilarang oleh-Nya.”

 

Kitab Suci dengan jelas menyatakan bahwa Allah tidak pernah dan tidak bisa menjadi sumber pencobaan. Ketika Yakobus mengatakan bahwa “Allah … tidak mencobai siapapun,” ia membangun pernyataannya berdasarkan karakter Allah. Allah tidak mampu menggoda orang lain untuk melakukan kejahatan karena Dia sendiri tidak rentan terhadap godaan. Menggoda orang lain untuk melakukan kejahatan mengharuskan orang tersebut senang dengan kejahatan dan sifat itu tidak dimiliki oleh Allah.

 

Kata yang diterjemahkan “mencobai” dalam ayat ini dapat juga diterjemahkan sebagai “ujian.” Jadi, apa yang mungkin menggoda kita untuk berbuat dosa dapat menjadi ujian yang akan memperkuat iman kita. Ketika kita menghadapi ujian yang diizinkan Allah, ingatlah bahwa tujuan-Nya bukanlah kegagalan kita, melainkan demi kebaikan kita. Iblis ingin melihat kita gagal, tapi Allah ingin melihat kita berhasil. Dia ada di pihak kita, dan Dia mengerjakan segala sesuatu, bahkan pencobaan dan godaan, demi kebaikan kita.

 

Jadi godaan apa yang sering Anda lawan (atau menyerah)? Belajarlah untuk melihat hal-hal tersebut bukan hanya sebagai godaan tetapi juga sebagai peluang atau momen untuk memilih ketaatan, untuk menyenangkan Bapa, untuk bertumbuh menjadi seperti Kristus dan untuk memperoleh kemenangan dalam peperangan yang sedang berlangsung. “Lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!” (Yakobus 4:7).

 

Refleksi

Bacalah 1 Petrus 1:13-21 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

 

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Ayub 1 – 2: 1 Korintus 1

Truth For Life – Alistair Begg