TETAP  TERJAGA

Saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya… Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Roma 13:11, 13

 

“Perkataan yang ceroboh dapat merenggut nyawa,” demikianlah kata sebuah kampanye oleh Pemerintah Inggris selama Perang Dunia Kedua. Pemerintah ingin orang-orang menyadari bahaya di sekitar mereka: bahwa telinga musuh yang mendengarkan siap menerkam setiap salah bicara. Di sini, Paulus memberi kita peringatan serupa untuk kehidupan Kristen kita: kecerobohan dapat merenggut nyawa. Kecerobohan membuat kita rentan terhadap bahaya. Banyak di antara kita yang hidup dengan ceroboh secara rohani, kita hidup dalam semacam mimpi moral, gagal untuk tetap waspada terhadap bahaya di sekitar kita. Hal itu membuat kita rentan. Renungkan dua alasan mengapa sangat penting bagi kita untuk tetap terjaga dan waspada dalam mengejar kekudusan.

 

Pertama, rasul Petrus memberi tahu kita, "Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya" (1 Petrus 5:8). Jangan menipu diri sendiri: dosa itu predator. Musuh adalah singa. Ingatlah cara Tuhan berbicara kepada Kain ketika dia marah kepada saudaranya: "dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya" (Kejadian 4:7).

 

Tahukah Anda siapa yang menjadi mangsa empuk dosa? Orang Kristen yang terisolasi. Ketika kita terisolasi, kita rentan dan tidak memiliki akuntabilitas. Kita paling mudah "berjalan dengan benar" jika bersama Allah. Sebagai anak-anak siang, kita tidak boleh tergoda oleh kegelapan, karena kegelapan menciptakan keterasingan. Hasrat untuk kekudusan menuntut kita untuk berjalan dalam terang dan bersama anak-anak terang.

 

Kedua, kita harus tetap terjaga dan waspada karena kekekalan menanti. Apa yang membuat para pahlawan iman dalam Ibrani 11 layak menyandang gelar "pahlawan"? Mereka mencari kota yang melampaui mereka. Mereka mencari kota yang fondasi dan pembangunnya adalah Allah (Ibrani 11:10).

 

Musa, misalnya, tidak menyerah pada godaan kepuasan sesaat. Dia tidak menjual jiwanya untuk kefanaan. Dia tidak menyerahkan pelayanannya, masa depannya, dan keluarganya demi kenyamanan dan hak istimewa. Sebaliknya, dia memilih jalan yang lebih sulit. Dan apa penjelasannya? "Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah" (ayat 26). Musa bukanlah orang sempurna, dan kita pun tidak. Namun, itu tidak boleh menjadi alasan bagi kita untuk tidak hidup demi Kristus dalam hal kekudusan. Bagaimanapun, keselamatan kita semakin dekat, dan kita ingin ditemukan siap untuk Tuhan Yesus ketika Dia datang.

 

Apa pun masa lalu Anda, apa pun kesalahan dan kekecewaan Anda baru-baru ini, belum terlambat untuk bangun dan tetap waspada. Musuh tidak akan tidur, kekekalan menanti. Mintalah kepada Allah hari ini untuk menuliskan komitmen di hati Anda untuk hidup dalam kekudusan, sehingga hari ini Anda akan berjalan dengan benar dan hati-hati, dengan kepala tegak dan mata tertuju pada hari keselamatan Anda yang mulia di masa depan.

 

Refleksi

Bacalah  Efesus 6:10-20 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini? 

 

Bacaaan Alkitab SetahunEster 1 - 2 ; Lukas 12 : 1- 31

Truth For Life – Alistair Beg