JUJUR PADA DIRI SENDIRI
Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu! Mazmur 32:2
Dalam The Brothers Karamazov karya Dostoevsky, salah satu karakternya memberikan nasihat berikut kepada karakter lainnya: “Yang terpenting, jangan membohongi diri sendiri. Seseorang yang membohongi dirinya sendiri dan mendengarkan kebohongannya sendiri akan sampai pada titik di mana dia tidak bisa melihat kebenaran apa pun baik dalam dirinya maupun di mana pun di sekitarnya, dan dengan demikian menjadi tidak hormat terhadap dirinya sendiri dan orang lain.” Hampir tiga milenium sebelumnya, Daud menjelaskan dampak potensial dari menipu diri sendiri tentang seperti apa kita sebenarnya.
Kejujuran sangat penting untuk menemukan kebahagiaan. Orang yang gembira dan puas tidak membohongi dirinya sendiri atau orang lain. Kita tidak bisa menipu diri sendiri dan menikmati kebahagiaan sejati; tipu daya dan kebahagiaan tidak tidur di ranjang yang sama.
Alkitab memanggil kita untuk jujur tentang diri kita sendiri. Ini berarti mengarahkan lampu sorot ke dalam hati dan pikiran kita, mengungkap kebenaran kesulitan manusia. Kita diberitahu bahwa kita hidup dalam kedurhakaan, yang mengakibatkan bias internal terhadap perbuatan salah dan sifat yang dirusak oleh dosa. Kita adalah pelanggar, pergi ke tempat yang tidak seharusnya kita tuju. Kita adalah orang berdosa, yang gagal memenuhi standar kita sendiri, apalagi standar yang ditetapkan Allah.
Yang mengejutkan dari ayat ini adalah bahwa Daud memulai dengan kata “berbahagialah” atau “diberkati,” tetapikemudian memperkenalkan kenyataan pahit seperti kesalahan kita dan kemampuan kita untuk berbohong kepada diri sendiri dan Allah mengenai hal tersebut. Namun alasan dia bisa melakukan itu adalah karena kesulitan yang dia hadapi tidak sebanding dengan kesembuhan yang ditawarkan Allah.
Perhatikan bahwa Daud tidak berkata, Berbahagialah orang yang kepadanya Tuhan tidak menghitung kesalahannya. Dia berkata, “Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN.” Karena Allah itu kudus, Dia harusmemperhitungkan dosa—tetapi Dia memperhitungkannya terhadap orang lain. Dia memperhitungkannya kepada Putra-Nya, Tuhan kita Yesus Kristus. Kita menemukan dalam kata-kata Daud doktrin pembenaran karena iman yang luar biasa, yang pertama kali kita lihat dalam hubungan Allah dengan Abraham, yang “percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran” (Kejadian 15:6). Saat kita benar-benar percaya bahwa dosa-dosa kita telah diperhitungkan kepada Juruselamat kita, maka kita akan diberkati; kita akan lebih bahagia dari sebelumnya.
Jadi jalan menuju berkat dimulai dari kejujuran. Kita bukan orang baik yang melakukan kesalahan aneh. Kita bukanlah individu yang luar biasa dengan kekurangan karena salah pola asuh, lingkungan, atau kurang tidur tadi malam. Kita adalah orang-orang berdosa dengan hati yang penuh tipu daya, yang gagal memenuhi standar-standar Allah yang mulia dan pada dasarnya layak dimurkai (Yeremia 17:9; Roma 3:23; Efesus 2:1-3). Jujurlah tentang siapa Anda. Jelaskan secara spesifik bagaimana Anda telah berdosa terhadap Tuhan. Maka Anda akan siap menerima kabar paling menggembirakan di dunia: bahwa setiap hari, meskipun “dosa kita banyak, anugerah-Nya lebih besar.”
Refleksi
Bacalah Mazmur 38 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut
Bacaan Alkitab Satu Tahun : Yeremia 3-5: Matius 21: 1-22
Truth For Life – Alistair Beg