Baca: Amsal 18:1-2
Orang bebal tidak suka kepada pengertian, hanya suka membeberkan isi hatinya. (Amsal 18:2)
Bacaan Alkitab Setahun:
Yohanes 13-16
Suatu kali, saya agak terganggu dengan perbincangan dua orang rekan. Mendengar isi pembicaraan mereka, jelas bahwa salah seorang dari mereka hanya ingin membeberkan kekecewaan dan sakit hatinya. Repotnya, lawan bicaranya tak mendinginkan suasana, tetapi malah semakin membuat panas hati. Saya pun mengurungkan niat untuk masuk dalam perbincangan itu. Saya merasa masukan atau nasihat saya akan segera mental karena bertemu dengan hati yang belum terbuka terhadap pengertian.
Kondisi tersebut tepat seperti perkataan firman Tuhan hari ini. Di mana-mana, orang bebal tak suka diberi pengertian karena fokusnya hanya ingin membeberkan isi hati. Tak jarang, dalam situasi demikian, orang yang mencoba membantu, menasihati, apalagi menegur, seolah ombak yang bertemu dengan batu karang—tak butuh waktu lama untuk memantul kembali! Menanggap situasi seperti ini, memilih untuk diam rasanya menjadi pilihan terbaik. Setelah itu, jika kita ingin menjadi problem solver kita dapat mencermati isi obrolan seseorang, lalu menawarkan diri untuk memberi nasihat atau masukan. Bagaimana jika ditolak? Tak masalah, karena kita tak kehilangan apa pun dari penolakan itu.
Dalam menjalani hidup, adakalanya hati kita terluka oleh perkataan, sikap, atau perbuatan seseorang. Ketika itulah, kita memerlukan orang lain untuk melihat dari sisi lain, sambil membuka kemungkinan Allah juga menolong kita melalui mereka. Jangan sampai hati kita “terlalu keras” sehingga pertolongan dari Allah tak sampai dalam hidup kita.
KITA MEMERLUKAN ORANG LAIN
UNTUK MENILAI KEHIDUPAN KITA DARI SISI LAIN