ENGKAU AKAN MENJADI TAHIR

 

Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan: "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir." Tetapi pergilah Naaman dengan gusar. 2 Raja-raja 5:10-11

 

Untuk mengetahui ketidakmampuan umat manusia memperbaiki dunia yang rusak, kita cuma perlu melihat sekilas sejarah dan sosiologi. Belum lama ini, kita diberitahu bahwa orang-orang melakukan perbuatan jahat karena mereka miskin; jika kita memenuhi kebutuhan materi, maka kita akan melihat perilaku yang lebih baik. Kini, di beberapa negara paling makmur di dunia, beberapa sosiolog menjelaskan bahwa keserakahan, korupsi, dan pembunuhan adalah akibat dari memiliki terlalu banyak uang. Para ahli dan pemimpin dunia   bingung menghadapi hal ini, mereka mencari jawaban di tempat yang salah.

 

Naaman mengalami kondisi yang membuatnya tidak bahagia. Dia punya akses untuk mencoba pengobatan apa pun yang dia inginkan, dan dia mungkin siap melakukan apa pun. Masalahnya adalah dia mencari di tempat yang salah. Status, kekayaan, dan koneksinya tidak membuahkan hasil yang diinginkannya, dan ketika dia menemui raja Israel untuk meminta bantuan, permintaannya menimbulkan kekecewaan; raja merobek pakaiannya karena tahu dia tidak dapat menolong (2 Raja-raja 5:7).

 

Tanggapan raja adalah reaksi yang sama yang mungkin ditunjukkan oleh banyak pemimpin dunia ketika mereka berkeliling dunia, berupaya melakukan apa yang mereka bisa dalam pelayanan publik. Tentunya di tengah malam, mereka pasti merasa ingin merobek pakaian mereka dan berkata, “Bagaimana saya bisa mengatasi hal ini dan membuat perbedaan? Bagaimana kita bisa membawa perdamaian? Bagaimana kita bisa menyembuhkannya?”

 

Namun, apa yang raja tidak bisa lakukan, bisa dilakukan oleh nabi Allah. Masalahnya adalah obat yang disarankan kedengarannya tidak menyenangkan bagi si penderita kusta! Naaman sedang mencari sesuatu yang besar—sesuatu yang sesuai dengan statusnya dan membuatnya semakin merasa penting. Dia berpikir pengobatannya seharusnya lebih “wah”. Dia menganggap pengobatan Elisa memalukan dan menggelikan.

 

Meskipun penyakit kusta sudah bisa disembuhkan saat ini, kita semua masih hidup dengan kondisi buruk dan mematikan yang disebut dosa. Dan yang menyedihkannya, banyak orang bahkan bersikap seperti Naaman ketika ditawarkan “obat” bagi dosa mereka. Pesan tentang Kristus yang disalibkan sebagai satu-satunya obat dosa kita “untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan” (1 Korintus 1:23), dan hal tersebut masih menjadi hal yang sama bagi banyak orang saat ini. Bahkan orang percaya pun tidak kebal terhadap godaan untuk berpikir bahwa untuk menyembuhkan dosa, kita harus melakukan sesuatu.

 

Kita perlu membuka mata bagi obat yang kita perlukan dan merendahkan diri setiap hari, seperti yang akhirnya dilakukan Naaman (2 Raja-raja 5:14). Karena hanya orang yang melakukan hal itu yang akan mengetahui bahwa kata-kata “engkau menjadi tahir” sudah berlalu, dan mereka dapat bersukacita karena Yesus melihat mereka dan berkata, “Kamu sudah bersih” (Yohanes 13:10-11 ; 15:3). Jangan memandang ke dalam cermin dan berpikir bahwa obat bagi dosa Anda terletak pada siapa Anda atau apa yang Anda lakukan; sebaliknya, lihatlah melalui jendela iman, lihatlah salib, dan ketahuilah bahwa Dialah yang melakukan semuanya.

 

Refleksi

Bacalah 2 Raja-raja 5:1-14 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

 

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Imamat 8-10; Ibrani 9

Truth For Life – Alistair Beg