Baca: Matius 12:43-45
“Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat daripada dia dan mereka masuk dan berdiam di situ. Akhirnya, keadaan orang itu lebih buruk daripada keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas orang-orang yang jahat ini.” (Matius 12:45)
Bacaan Alkitab Setahun:
Nehemia 7-8
Dalam sebuah pemilihan calon pemimpin, seorang teman merasa sangat yakin untuk memilih bersikap netral. Ia tidak memilih calon yang pertama maupun calon yang kedua. Ia merasa kesulitan jika harus memilih satu di antara mereka, karena keduanya sama-sama teman kecilnya. Dengan berlaku demikian ia berharap bahwa hubungan baik di antara mereka tetap terjaga.
Dalam kehidupan rohani, banyak pula orang yang mengatakan bahwa mereka bersikap netral terhadap agama. Mengaku diri tidak fanatik. Namun dibalik sikap mereka yang demikian sebenarnya tersembunyi motivasi mencari rasa aman. Supaya tidak terbeban dengan tanggung jawab moral sebagai murid Kristus yang harus senantiasa taat menjaga kekudusan.
Malangnya, bersikap netral bukan cara yang selalu tepat untuk menjaga diri supaya tetap aman. Menjadi netral dalam pengertian tidak hidup dalam kebenaran Tuhan sama saja membiarkan diri kita mengalami kekosongan. Kekosongan menjadi undangan terbuka bagi iblis untuk masuk dan menguasai hidup kita. Mengingat kelemahan manusia dan kecenderungannya untuk berbuat dosa, pertobatan yang pernah kita lakukan bukan jaminan bagi kita untuk tidak terjatuh dalam kehidupan yang salah. Apalagi ada banyak roh jahat yang senang menyerang manusia. Di sisi lain, tidak ada kekuatan lain yang dapat menyelamatkan kita dari padanya selain dengan kekuatan yang bersumber dari Allah. Hanya Roh Allah yang sanggup membentengi kita dari serangan si jahat. Inilah alasan bagi kita untuk tetap memilih hidup di dalam Tuhan.
TIDAK HIDUP MENURUT KEHENDAK TUHAN MENJADIKAN KITA SETERUNYA