Pembacaan :  Markus 8 : 34 - 38

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Kisah 9 - 10

 

 

Saya telah berjalan dengan Tuhan dan mempelajari Firman-Nya selama bertahun-tahun; lebih lama dari yang ingin saya akui. Selama bertahun-tahun, saya telah memperoleh tingkat literasi Alkitabiah yang tinggi dan pemahaman yang kuat tentang teologi Firman Allah. Saya telah bertumbuh dalam iman. Saya memiliki pemahaman tentang kemuliaan anugerah penebusan yang tidak saya miliki selama bertahun-tahun menjadi anak Allah. Saya telah terlibat dalam banyak pelayanan di banyak lokasi. Panggilan Allah telah membawa saya ke hampir setiap benua untuk bersekutu dan melayani dengan umat Allah di sana. Saya memiliki perpustakaan yang dipenuhi dengan buku-buku yang bagus. Saya suka beribadah dan saya suka duduk mendengarkan khotbah yang berpusat pada Kristus dan penuh kasih karunia. Saya menikah dengan seorang istri saleh yang mendorong iman saya. Setiap saya berulang tahun, seperti banyak ulang tahun lainnya maka mendorong saya untuk menghitung berkat saya, dan itu benar-benar banyak. Tapi ada satu hal yang mengkonfrontasi saya seperti tahun sebelumnya: saya masih membutuhkan anugerah.

Saya masih tergoda untuk berpikir bahwa jalan saya lebih baik. Bukan dalam dosa besar,  di depan umum, tetapi dalam dosa kesombongan, ketidaksabaran, kegagalan untuk bersikap lembut, mencintai diri sendiri lebih dari sesama, dan mencintai ciptaan lebih dari yang seharusnya. Sangat memalukan untuk mengakui bahwa semua ini didorong oleh delusi besar yang saya pikir telah saya taklukkan sejak lama. Ini adalah delusi yang telah banyak saya ungkapkan dalam tulisan dan ucapan saya. Ini adalah kebohongan yang pertama kali diceritakan di taman Eden dan telah diulang miliaran kali sejak saat itu. Mempercayai kebohongan ini tidak hanya membuat Anda menjadi bodoh, tetapi juga membuat Anda memberontak melawan Bapa surgawi. Kebohongan apa ini? Ini adalah kebohongan bahwa kehidupan dapat ditemukan di luar Sang Pencipta.

Kita semua menginginkan istirahat yang langgeng dan kedamaian hati yang lama. Kita ingin dapat berhenti mencari dan memiliki hati yang puas. Tapi kita lupa bahwa ketenangan hati yang sejati tidak pernah ditemukan di luar Sang Pencipta. Kedamaian dan ketenangan selalu ditemukan ketika kita menyerahkan hati kita kepada Juruselamat. Istirahat ditemukan dalam kata-kata ini: “Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga” (Mat. 6:10). Berkatalah kepada Allah: “Datanglah Kerajaan-Mu dalam semua yang aku pikirkan, inginkan, dan katakan. Datanglah Kerajaan-Mu dalam pernikahan dan keluargaku. Datanglah Kerajaan-Mu dalam pekerjaanku. Datanglah Kerajaan-Mu dalam kegiatan santaiku. Kiranya Kerajaan-Mu memerintah dalam hatiku sehingga di luar Engkau tidak ada sesuatu yang menarik.  Itulah doa saya untuk diri sendiri dan semua orang yang membaca renungan ini.

 

Anda tidak akan pernah menemukan kepuasan hati di dalam pemberontakan. Ketenangan hati yang sejati selalu ditemukan dalam penyerahan kepada Juruselamat.