MASA HIDUPKU DI TANGAN-MU

 

Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: "Engkaulah Allahku!" Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku! Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!  Mazmur 31:15-17

 

Kebanyakan dari kita adalah campuran emosi dan pengalaman. Emosi dan pengalaman yang baik, yang buruk, dan yang jelek selalu menimpa kita. Persoalan kuncinya adalah apa yang kita lakukan terhadap perasaan dan pengalaman ini. Bagaimana menjadi orang percaya membentuk cara kita memandang dunia? “Masa hidupku ada dalam tangan-Mu” adalah sebuah penegasan untuk mengingatkan orang Kristen bahwa meskipun terjadi bencana dan kesulitan, kita adadalam pemeliharaan Allah yang Mahakuasa.

 

Di ayat pembuka Mazmur 31, terlihat bahwa Daud sedang dilanda kesedihan. Ketika kita membaca beberapa ayat kemudian, kita menemukan dia dalam posisi aman, tetapi dia segera kembali ke keadaan tertekan. Siklus penderitaan dan kegembiraan ini adalah pengalaman yang lumrah peziarah Kristen. Faktanya, kekecewaan dan ketidaknyamanan yang terulang kembali merupakan hal yang lumrah di sepanjang jalan iman.

 

Dalam bukunya The Hiding Place, Corrie ten Boom menceritakan kisah menantikan perjalanan kereta api pertamanya. Meskipun perjalanannya tidak memakan waktu berminggu-minggu, dia secara rutin menemui ayahnya dan menanyakan apakah ayahnya sudah punya tiket. Dia akan menjawab Corrie berulang kali bahwa dia punya tiket. Dia menyadari bahwa masalahnya adalah kurangnya kepercayaan pada ayahnya; dia tidak percaya ayahnya punya tiket. Dia khawatir ayahnya akan kehilangan tiketnya dan entah bagaimana pada hari keberangkatan, dia tidak punya tiket. Dalam pelajaran itu, dia belajar bahwa Allah memberi kita tiket pada hari kita melakukan perjalanan dan bukan sebelumnya. Tentu saja, Dia jauh lebih baik dalam menjaga tiket kita dibandingkan kita.

 

Dalam ziarah kita melalui sakit hati, kekecewaan, kehilangan orang-orang terkasih, dan kegagalan pribadi, kita dapat belajar bahwa hal ini memang benar adanya. Oleh karena itu, kita harus percaya kepada-Nya. Pada hari kita melakukan perjalanan dari waktu ke waktu menuju kekekalan, jika kita mengenal Kristus, kita tahu Dia akan memberi kita tiketnya. Jika hari itu adalah hari ini, maka tiketnya sedang dalam perjalanan. Jika tidak, lalu apa gunanya tidak bisa tidur dan membiarkan emosi mengendalikan kita dan kekhawatiran menyerbu kita?

 

Kita tidak bergantung pada kekuatan yang sewenang-wenang dan tidak bersifat pribadi; kita berada di tangan Allah yang kita cintai. Dia berkata kepada kita, Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat. Datanglah kepada-Ku dengan segala beban, ketakutan, kepanikan, kegelisahan, dan sakit hatimu. Pikullah kuk yang Kupasang padamu. Hiduplah di bawah pemerintahan kasih-Ku, karena kuk yang Kupasang enak dan beban-Ku ringan, dan jiwamu akan mendapat ketenangan selamanya (lihat Matius 11:28-30).

 

Ini adalah keamanan Anda. Masa hidup Anda—pendek atau panjang, kaya atau miskin, sedih atau bahagia—ada di tangan-Nya. Dia akan memberi Anda perbuatan baik untuk dilakukan setiap hari, dan kemudian pada hari terakhir Anda, Dia akan membawa Anda dengan selamat ke tempat di mana hari-hari Anda sangat panjang dan tidak terbatas, dengan kekayaan yang tidak terbayangkan, dan dengan kebahagiaan yang tak terkatakan.

Refleksi

Bacalah Mazmur 31 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Yeremia 22 – 24Matius 24: 29 - 51

Truth For Life – Alistair Beg