Baca: 1 Timotius 2:1-7
Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang. (1 Timotius 2:1)
Bacaan Alkitab Setahun:
2 Samuel 10-12
Doa syafaat biasanya menjadi salah satu bagian dari suatu acara kebaktian. Doa ini biasanya agak panjang, karena mencakup berbagai topik doa. Bagi sebagian orang, doa ini mungkin membosankan dan bikin ngantuk. Apalagi jika mereka tidak mengerti apa makna doa syafaat.
Bersyafaat berarti kita berdoa bagi orang lain. Kita berdiri di hadapan Allah demi kepentingan orang lain. Seorang juru syafaat ibarat seorang penengah, juru damai, pembela, mediator, atau juru runding yang berusaha memohonkan pengampunan dosa, belas kasihan, pembelaan, perlindungan, atau berkat Allah untuk seseorang atau sekelompok orang.
Kristus adalah satu-satunya Juru syafaat bagi manusia. Dia mendamaikan dunia yang berdosa dengan Allah melalui karya kematian-Nya (ay. 5-6, bdk. Rm. 8:34, Ibr. 9:15; 12:24). Dengan beriman kepada-Nya, orang-orang percaya menjadi “imamat yang rajani” (1Ptr. 2:9), yaitu anak-anak Sang Raja yang berperan menjadi mediator antara orang berdosa dengan-Nya. Melalui Kristus, kita beroleh akses tanpa batas kepada Allah, untuk memohonkan apa saja, bukan hanya bagi diri sendiri, tapi juga bagi banyak orang.
Karena itulah, Paulus menasihatkan Timotius untuk bersyafaat bagi semua orang, termasuk bagi para pemimpin pemerintahan, sebab jika mereka hidup benar, maka banyak orang akan merasakan dampaknya (ay. 2). Dengan bersyafaat, kita diajar untuk peduli dengan orang lain, mengasihi mereka, serta menginginkan kebaikan bagi mereka. Ini juga dapat kita lakukan dalam doa-doa pribadi kita.
BERDIRI DI HADAPAN ALLAH DEMI ORANG LAIN MELALUI DOA SYAFAAT
ADALAH SUATU KEHORMATAN SEKALIGUS TANGGUNG JAWAB SETIAP ORANG PERCAYA