PRIBADI YANG BERDIRI DI TENGAH KITA
“Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan orang Filistin itu dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan.” — 1 Samuel 17:50
Kisah ini adalah salah satu momen paling terkenal di seluruh Alkitab. Tapi jangan sampai karena terlalu familier, kita melewatkan keajaiban luar biasa di baliknya. Seorang gembala muda, hanya bersenjatakan tongkat, lima batu, dan sebuah umban, berhasil menumbangkan seorang prajurit berpengalaman—seorang raksasa bersenjata lengkap. Ini adalah kemenangan yang terus dikenang sepanjang zaman—sebuah kemenangan yang menunjuk pada sesuatu yang lebih besar.
Dalam pertempuran Daud melawan Goliat, sesungguhnya yang dipertaruhkan adalah masa depan Israel. Tentara Israel tidak berani maju, bahkan Raja Saul pun tidak. Mereka hanya bisa menatap dengan cemas ketika masa depan bangsa mereka tergantung pada bahu seorang gembala muda yang diutus Allah yaitu Daud. Daud berdiri “di tengah”—antara bangsa yang takut dan musuh yang mengancam. Ia adalah orang yang diurapi dan diutus oleh Allah untuk menjadi wakil umat-Nya. Dalam hal ini, Daud adalah gambaran atau bayangan dari Yesus Kristus.
Sama seperti nasib Israel ditentukan oleh kemenangan Daud, demikian juga nasib setiap manusia ditentukan oleh kemenangan atas dosa dan maut. Musuh terbesar kita bukan manusia, tetapi kematian itu sendiri—upah dari dosa (Rm. 6:23). Hukum Allah menuntut kesempurnaan, tetapi tidak seorang pun di antara kita yang sempurna (Rm. 3:23). Karena itu, maut menjadi musuh yang tak bisa dikalahkan oleh kekuatan kita sendiri. Kita butuh seseorang yang berdiri di tengah—antara kita dan maut.
Dan Yesuslah yang melakukannya. Seperti Daud yang berdiri di antara pasukan Israel dan kekalahan mereka, demikian juga Yesus berdiri di antara kita dan hukuman kekal. Kemenangan-Nya adalah kabar terbaik yang pernah didengar dunia. Tuntutan hukum Allah dipenuhi melalui hidup-Nya yang sempurna. Hukuman dosa ditanggung melalui kematian-Nya, menggantikan kita yang seharusnya mati. Dan kuasa maut dikalahkan melalui kebangkitan-Nya yang mulia.
Seperti Daud menang bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk seluruh Israel, demikian pula Yesus menang bukan hanya untuk diri-Nya, tetapi bagi semua yang percaya kepada-Nya. Salib dan kubur kosong adalah tanda kemenangan bagi semua orang yang bersatu dengan Kristus melalui iman. Tidak heran Rasul Paulus berseru,
“Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita!” (1 Kor. 15:57).
Hari ini, ketika Anda menatap salib dan kebangkitan Kristus, pandanglah bukan sekadar sebuah kisah lama, melainkan kemenangan yang telah diselesaikan untuk Anda. Maka bersukacitalah! Naikkan pujian dan syukur, sebab di dalam Dia, Anda telah menerima bagian dalam kemenangan yang kekal. Lalu, seperti Daud yang melangkah ke medan perang membawa harapan bagi bangsanya, demikian juga Anda diutus ke dunia yang rusak, rapuh, dan terikat oleh ketakutan—untuk memberitakan kabar baik bahwa mereka tidak perlu takut lagi—sebab dalam iman, mereka pun dapat mengenal Yesus, Sang Pemenang sejati kita.
Bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya, tidak ada lagi yang perlu ditakuti, sebab Yesus, Sang Pemenang yang sejati, telah berdiri di tengah—menjadi perantara antara kita dan maut. Ia menanggung kehancuran supaya kita mendapat keselamatan, Ia mati supaya kita hidup. Dan kini, di dalam Dia, kita memiliki jaminan yang pasti: hidup yang kekal dalam kasih dan kemenangan-Nya yang sejati.
Refleksi
Bacalah 2 Timotius 1:8-13 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Kebenaran Injil mana yang mengubahkan hati saya?
2. Hal apa yang perlu saya pertobatkan?
3. Apa yang bisa saya terapkan hari ini?
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 4–6; Efesus 4