PANGGILAN UNTUK BEKERJA DENGAN TUJUAN

Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya. Kolose 3:23-24

 

Pekerjaan adalah bagian dari rancangan kreatif Allah dan karenanya itu merupakan bagian dari tujuan hidup kita. Pekerjaan sudah ada sebelum kejatuhan: Allah memberi Adam dan Hawa taman “untuk mengusahakan dan memelihara” (Kejadian 2:15). Kita tidak diciptakan untuk duduk diam dan tidak melakukan apa pun! Sebaliknya, kita diciptakan menurut gambar Allah yang suka bekerja dan mencipta.

 

Para penulis Perjanjian Baru mengharapkan orang-orang percaya untuk bekerja—tidak hanya meniru Pencipta kita tetapi juga “belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan tidak berbuah” (Titus 3:14). Panggilan untuk “melakukan pekerjaan yang baik” bukannya di luar jangkauan kita; ini bukanlah nasihat untuk menjadi manusia super. Sebaliknya, ini adalah sebuah ajakan untuk hidup dengan tenang, mengurus urusan kita sendiri, dan bekerja dengan tangan kita (1 Tesalonika 4:11) sehingga kita tidak hanya dapat menafkahi diri kita sendiri tetapi juga orang-orang yang sangat membutuhkan. Aktivitas rutin kehidupan merupakan pemeliharaan ilahi bagi kita untuk bekerja “dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” Dalam seluruh tanggung jawab dan komitmen kita sehari-hari—entah itu melibatkan investasi jutaan dolar atau mengganti popok, bekerja di pabrik atau membajak ladang atau duduk di ruang rapat—kita dapat memandangnya sebagai instrumen yang akan digunakan Allah untuk tujuan-Nya dan untuk memuliakan nama-Nya.

 

Bekerja keras dalam batas yang Allah tetapkan bagi kita menghilangkan kekhawatiran akan pekerjaan orang di samping kita. Lagi pula, bukan kita yang menghitung skor, dan mereka juga tidak! Allah yang disenangkan jika kita rajin mengerjakan tugas yang telah Dia tetapkan untuk kita, Dialah yang akan memberikan upah pada hari kita berdiri di hadapan-Nya. Yang penting adalah persetujuan-Nya – bukan atasan, rekan kerja, atau diri kita sendiri – atas pekerjaan kita dan cara kita berpikir serta berperilaku di dalamnya.

 

Dalam instruksi Paulus kita tidak menemukan celah. Ini adalah nasihat langsung untuk bekerja, dan bekerja keras. Di bagian lain dalam Kitab Suci, Paulus juga mendorong Timotius untuk mengingatkan rekan-rekan seimannya untuk menafkahi sanak saudara mereka, khususnya anggota rumah tangga mereka sendiri, “agar mereka hidup dengan tidak bercela” (1 Timotius 5:7). Implikasinya jelas: Ketika kasih karunia bekerja dalam hidup kita, kita akan berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan tanggungan kita dan mereka yang membutuhkan.

 

Anda diciptakan menurut gambar Allah dan diciptakan untuk melakukan perbuatan baik. Tidak peduli apa posisi atau tahap kehidupan Anda, Anda memiliki pekerjaan yang harus dilakukan hari ini dalam ciptaan Allah. Pastikan untuk melakukannya dengan sepenuh hati, dengan kemampuan terbaik Anda. Pastikan melakukannya dengan kesalehan, lebih mementingkan penerimaan Allah dibandingkan pendapat orang lain. Dan pastikan untuk melakukannya dengan penuh sukacita, betapa pun biasa, berulang-ulang, atau menantang, karena dengan melakukan hal tersebut, Anda melayani Kristus dan membawa kemuliaan bagi nama-Nya. Itu cukup untuk mengubah tugas apa pun menjadi sesuatu yang mulia!

 

Refleksi

Bacalah Amsal 24:30-34 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

Bacaan Alkitab Satu Tahun : 1 Tawarikh 16 - 18; Lukas 2: 1-21

Truth For Life – Alistair Beg