CAMPUR TANGAN YANG MISTERIUS

Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu.Yunus 4:6-7

 

Ketika Yunus meninggalkan Niniwe, kota itu sudah diselamatkan, namun sang nabi merajuk. Aku tahu Engkau akan mengampuni mereka terlepas dari segala kejahatan yang telah mereka lakukan, katanya kepada Tuhan. Sekarang aku lebih baik mati daripada harus melihat musuhku diampuni (Yunus 4:2-3).

 

Yunus membuat gubuk kecil untuk tempatnya berlindung (ayat 5), mungkin dari batu atau batu bata yang terbuat dari lumpur. Udara pada saat itu sangat panas sehingga membuatnya tidak tahan di udara terbuka. Bayangkan dia duduk di gubuk kecilnya, berharap untuk mati, dan kemudian menyadari bahwa ada pohon yang tumbuh di dekatnya. Tiba-tiba terik matahari teredam oleh bayangan pohon ini—dan Yunus sangat-sangat bahagia.

 

Namun kegembiraannya hanya sebentar. Allah yang sama yang menyediakan pohon untuk membahagiakan Yunus, juga menyediakan ulat yang memakan habis daunnya. Pohon itu menjadi layu bukan karena cara yang tidak alami, melainkan karena proses alami di bawah kendali Allah.

 

Allah Sang Pencipta berdaulat atas segala ciptaan-Nya. Dalam campur tangan-Nya yang misterius, Dia terus bekerja bersama hamba-Nya sesuai dengan tujuan kehendak-Nya. Ada satu frasa yang berulang kali disebutkan dalam kitab Yunus: “atas penentuan TUHAN.” Dia menetapkan ikan besar, pohon jarak, ulat, dan angin timur yang panas, sebagai ungkapan kasih dan kepedulian-Nya terhadap hamba-Nya (Yunus 1:17; 4:8). Entah melalui seekor ikan raksasa atau seekor cacing kecil, Allah sedang bekerja—sampai sekarang—mengarahkan segala sesuatu kepada tujuan yang telah ditentukan-Nya.

 

Kita melihat doktrin providensia ini dibahas dalam Pertanyaan 27 Katekismus Heidelberg: “Apa yang Anda pahami tentang providensia Allah?” Jawabannya adalah: “Providensia Allah adalah kemahakuasaan-Nya dan kuasa-Nya yang senantiasa hadir, seperti halnya tangan-Nya, Dia tetap menjunjung tinggi langit dan bumi serta segala makhluk, dan mengaturnya sedemikian rupa sehingga daun dan kelopak, hujan dan kekeringan, tahun-tahun kelimpahan dan kekeringan, makanan dan minuman, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kemiskinan, sesungguhnya segala sesuatunya, datang bukan secara kebetulan melainkan melalui tangan-Nya.”

 

Saat Anda menjumpai “pohon jarak” yang membuat Anda nyaman dan bahagia serta “ulat” yang menghilangkan kenyamanan dari hidup Anda, Anda dapat menemukan dorongan semangat karena mengetahui bahwa Anda tidak sedang berada di tangan orang-orang yang buta dan fatalistik. Sebaliknya, Bapa surgawi Anda, yang memeluk Anda dengan penuh kasih, memerintahkan segala sesuatu agar Dia dapat mencapai tujuan akhir-Nya dalam hidup Anda: menjadikan Anda semakin serupa dengan Putra-Nya dan membawa Anda pulang ke sisi-Nya. Jadi renungkan hidup Anda. Dimana pohon jaraknya? Dimana ulatnya? Dan maukah Anda bersyukur atas keduanya, yakin bahwa keduanya diberikan oleh Bapa yang penuh kasih demi kebaikan kekal Anda?

 

Refleksi

Bacalah Yakobus 1:9-18 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

 

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Mazmur 97 – 99Galatia 2

Truth For Life – Alistair Beg