Pembacaan :   Mazmur 27

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Bilangan  10 - 11

Akuilah, Anda tidak suka menjadi lemah. Tidak menyenangkan menjadi orang terakhir yang dipilih masuk tim. Memalukan ketika ditanya tetapi Anda tidak bisa menjawab. Frustrasi saat tidak mampu merakit perabotan yang baru Anda beli. Menyebalkan waktu lupa perjanjian penting atau nama teman baik. Mengesalkan ketika gagal melakukan tugas, menjatuhkan bola, atau membuat janji tetapi gagal menepatinya. Kita tidak suka kalah atau lupa nomor telepon. Kita semua benci momen ketika kita merasa tidak layak atau tidak siap. Kita tidak suka bingung atau tidak tahu. Kita ingin otot dan otak orang lain. Kita semua benci menjadi penakut dan berharap punya keberanian lebih. Di hadapan orang besar kita merasa bangga tetapi di hadapan pencapaian orang lain kita berpikir apakah kita sudah melakukan sesuatu yang layak dibanggakan. Kita tidak suka menghadapi kebenaran bahwa kita lemah. Itu adalah kondisi universal umat manusia.

 

Di dunia di mana Anda sendirian, di mana Anda harus menemukan jalan sendiri dan membangun hidup secara mandiri, kelemahan adalah sesuatu yang ditakutkan. Di dunia di mana yang Anda punya pada akhirnya adalah pemikiran, usaha, performa, dan pencapaian Anda, kelemahan adalah sesuatu yang disesalkan. Di dunia di mana Anda tidak punya orang lain yang bisa memberi Anda kekuatan dan sedikit orang yang menerima Anda ketika Anda lemah, kelemahan adalah sesuatu yang ingin kita dihindari. Namun, di sini Anda harus mengerti. Kelemahan bukan bahaya besar yang harus dihindari. Apa yang harus Anda hindari adalah delusi kekuatan. Merasa memiliki kekuatan independen jauh lebih berbahaya.

 

Apakah Anda bingung? Faktanya kita semua lemah. Kita lemah dalam hikmat, kekuatan, dan kebenaran. Dosa membuat hati dan tangan kita lemah. Dosa membuat kita rapuh dan lumpuh dalam berbagai cara. Namun, anugerah Allah membuat kelemahan tidak perlu lagi ditakuti. Allah yang penuh anugerah yang memanggil Anda kepada diri-Nya untuk hidup bagi Dia memberkati Anda dengan semua kekuatan yang Anda butuhkan untuk melakukan panggilan-Nya. Cara masuk ke dalam kekuatan itu adalah mengakui betapa kecil kekuatan yang Anda miliki. Anugerah membebaskan saya dari keputusasaan karena saya tidak lagi bisa mempercayai diri sendiri karena anugerah menghubungkan saya dengan Dia yang layak mendapat kepercayaan saya dan selalu memberikan apa yang saya butuhkan.

 

 “Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda, tetapi kita bermegah dalam nama TUHAN, Allah kita. Mereka rebah dan jatuh, tetapi kita bangun berdiri dan tetap tegak” (Maz. 20:8-9). 

 

Jangan takut pada kelemahan Anda – Allah memberikan kekuatan yang Anda butuhkan. Takutlah pada momen di mana Anda berpikir Anda kuat karena punya kekuatan sendiri.