ALLAH TAHU YANG TERBAIK

 

Nyanyian ziarah Daud. TUHAN, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku. Sesungguhnya, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku; seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku. Mazmur 131:1-2

 

Proses menyapih seorang anak memang menyakitkan, tetapi ini penting untuk perkembangan dan proses kedewasaan yang sehat. Dalam budaya Barat saat ini, penyapihan terjadi pada usia muda, sebelum kepribadian seorang anak mulai terlihat. Ketika mazmur ini ditulis, penyapihan dilakukan ketika anak sudah lebih besar, sekitar usia tiga tahun.

 

Oleh karena itu, menyapih bisa menjadi perjuangan yang membingungkan bagi seorang anak karena ia belajar untuk hidup tanpa sesuatu yang sebelumnya mereka nikmati. Namun setelah disapih, seorang anak akan “tenang dan diam”; mereka sekarang akan memahami bahwa penyediaan akan tetap diberikan, dan mereka sekarang dapat menikmati waktu bersama ibu mereka untuk benar-benar menikmati kebersamaan dengannya dan bukan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Tidak hanya itu, anak yang disapih akan belajar bahwa ibu merekalah yang paling tahu, bahkan ketika kenyamanan mereka dicabut dan keputusan tersebut tampak membingungkan jika dilihat dari sudut pandang mereka saat berusia tiga tahun.

 

Seperti halnya anak yang disapih, penting bagi kita sebagai anak rohani untuk menyadari bahwa kita tidak selalu tahu apa yang terbaik bagi diri kita sendiri. Kita dapat percaya bahwa Bapa kita di surga mengetahui yang terbaik. Namun sering kali, hati kita yang sombong menyebabkan kita mempertanyakan jalan Allah yang misterius. Kita ingin tahu mengapa kita mengalami rasa sakit atau kesulitan atau kehilangan, tetapi tidak menyadari bahwa pertanyaan kita sebenarnya adalah kesombongan.

 

Pertanyaan tidak bisa dihindari; itu adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan. Namun, kepuasan sejati ditemukan dalam mempelajari cara memanfaatkan pertanyaan-pertanyaan kita. Kepuasan mengatakan, “Bahkan ketika saya tidak dapat memahaminya, saya tetap dapat percaya.” Kita harus berhati-hati agar dalam kesombongan kita tidak menuntut agar Tukang Periuk menjelaskan mengapa Dia membuat periuk seperti itu (Yesaya 45:9). Kehendak dan jalan Allah yang tepat adalah misteri, tetapi semuanya itu selalu baik, karena Dialah Bapa kita.

 

Dengan bantuan Tuhan, kita dapat melatih diri kita untuk berfokus pada pemeliharaan-Nya dan mengingatkan diri kita sendiri bahwa keadaan kita hanya sementara, bahwa Bapa kita mengetahui apa yang Dia lakukan, dan bahwa keadaan tersebut tidak dapat merampas sukacita dan kemuliaan yang pada akhirnya menjadi milik kita. Dengan cara inilah jiwa kita bisa tenang.

 

Dalam kehidupan Kristen, kepuasan sering kali diperoleh melalui pengalaman kebingungan dan ketidaknyamanan, ketika kita belajar mengatakan, “Bapa berkuasa dan bekerja demi kebaikanku sebagai anak-Nya. Aku tidak perlu memahaminya, karena aku dapat mempercayai-Nya. Aku memiliki Dia, dan Dia cukup bagiku. Jiwaku tenang, bahkan di tengah badai ini.” Betapa menakjubkannya kebenaran yang dapat diungkapkan hari ini!

 

Refleksi

Bacalah Mazmur 34 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

 

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Daniel 1-2; Wahyu 5

Truth For Life – Alistair Beg