Pembacaan : Pengkhotbah 12:1–14
Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 1-4
Dia adalah Allah dan kita bukan. Ketika Anda mengamati kehidupan dan mendengarkan orang bijak, Anda akan segera menyadari bahwa kita tidak dapat menggantungkan harapan, impian, dan kasih pada diri sendiri karena kita memang tidak diciptakan untuk itu. Tidak ada ciptaan apa pun yang kepadanya kita bisa menggantungkan harapan. Ciptaan ada untuk dinikmati, tapi kita tidak dapat menaruh kepercayaan kepadanya. Satu-satunya yang bisa kita gantungkan harapan adalah Allah sendiri.
Sang Pengkhotbah dalam kitab Pengkhotbah mencoba membantu kita agar tidak membuang waktu mencari maksud dan tujuan hidup. Sang Pengkhotbah memberi tahu kita bahwa dia mencoba belajar, tertawa, membuat proyek hebat, mencari kesenangan seksual yang liar, mempunyai uang, mendengarkan musik, dan punya anak. Tidak ada satu pun dari semua itu, yang ketika dijadikan tujuan hidup, mengarah kepada apa pun —yang ada hanya putus asa. Sang Pengkhotbah tidak dapat menemukan tujuannya di dunia ini. Setelah secara singkat menceritakan iri hatinya kepada kehidupan biasa yang penuh kerja keras, teman-teman yang baik, makanan, minuman yang biasa saja, dan melakukan yang benar, dia sampai pada jawabannya—tujuannya. “Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang” (Pengkhotbah 12:13).
Takut akan Allah adalah bagaimana kita menanggapi kenyataan bahwa Allah lebih besar dari kita —berbeda dari kita—dalam segala hal. Keindahan-Nya lebih besar. Hikmat-Nya lebih besar. Kasih-Nya lebih besar. Dan, juga murka-Nya lebih besar. Sederhananya, Dia adalah Allah dan kita bukan.
Edward T. Welch