INTI PERMASALAHAN
Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia. Ibrani 9:27-28
Statistik menunjukkan bahwa satu dari satu orang pasti akan mati. Kematian adalah satu-satunya kepastian dalam hidup. Sebagai orang Kristen, meskipun kita mungkin takut akan kejadian tersebut, kita tidak perlu takut akan akibatnya.
Kita tidak perlu takut karena alasan ini: Yesus datang bukan sekadar untuk menambah kebahagiaan kita atau menawarkan kita kehidupan atau kekayaan duniawi, namun untuk menyelamatkan orang-orang berdosa dan menyelamatkan kita dari penghakiman.
Alkitab mengajarkan bahwa penghakiman dan hukuman kekal Allah akan menimpa mereka yang namanya tidak tercantum dalam kitab kehidupan (Wahyu 20:11-15). Lalu bagaimana kita bisa yakin bahwa nama kita akan ditemukan di halaman-halaman kitab kehidupan? Hanya ada satu cara: Dengan percaya kepada Tuhan Yesus. Kita harus memandang kepada Kristus, yang dengan rela mengampuni dan membenarkan mereka yang datang kepada-Nya dalam pertobatan dan iman. Dan datang kepada Yesus lebih dari sekadar persetujuan intelektual, meskipun hal itu diperlukan. Tidaklah cukup hanya sekadar menyesuaikan diri dengan doktrin Kristen. Kita harus menyadari kegagalan kita dalam memperlakukan Allah dengan benar. Kita telah menyangkal dan menentang Dia. Kita harus menyerahkan hidup kita kepada otoritas kasih-Nya dan bergantung sepenuhnya pada apa yang telah dicapai Kristus di kayu salib agar kita dapat diterima di hadapan Allah.
Inti permasalahannya bukanlah apakah kita memercayai fakta-fakta tertentu tentang Yesus atau Alkitab, atau apakah kita sudah membersihkan gaya hidup kita. Pertanyaannya adalah, pernahkah kita menjadi begitu haus secara rohani sehingga kita berkata, “Tuhan Yesus Kristus, berikanlah aku air hidup-Mu agar aku tidak haus lagi”? Namun bagaimana jika Yesus menolak kita? Bagaimana jika kita tidak seharusnya berada dalam kitab kehidupan? Yesus sendiri mengatasi ketakutan ini dengan sebuah janji, “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang” (Yohanes 6:37).
Sadarkah Anda akan kebaikan undangan Allah kepada Anda? Pernahkah Anda mendengar seruan Allah untuk berlindung kepada Yesus? Apakah Anda mendengarnya lagi setiap hari dan berlindung dalam naungan sayap-Nya(Mazmur 57:2)? Bisakah kita menyanyikan himne ini:
AKu datang pada Tuhanku:
Aku lesu, resah;
Di dalam Yesus,
hatiku senang sejahtera.
Karena jika kita berlindung pada Allah Anak, kita dapat mengetahui dengan pasti bahwa Dia telah menanggung segala dosa kita dalam kematian-Nya, dan ketika Dia datang kembali, kita tidak akan menghadapi penghukuman yang menakutkan melainkan sambutan yang mulia. Dan kemudian kita dapat mendengar kebenaran bahwa “manusia telah ditetapkan untuk mati” namun menemukan hati kita tetap tenang.
Refleksi
Bacalah Mazmur 49 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut
Bacaan Alkitab Satu Tahun : 1 Tawarikh 22 - 24; Lukas 3
Truth For Life – Alistair Beg