Pembacaan : Amsal 28

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Markus 12-13

 

 

Siapa mengerjakan tanahnya, akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia, tidak berakal budi…Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia akan kenyang dengan kemiskinan. (Amsal 12:11, 28:19) 

 

INTEGRITAS DALAM BEKERJA. Faktor kedua yang bisa mendatangkan kekayaan adalah pekerjaan yang tidak sekadar tekun namun dilakukan dengan integritas. Ayat-ayat ini memperingatkan tentang mengejar barang yang sia-sia tetapi tidak mengatakan apa sebenarnya itu. Namun, banyak contoh yang disebutkan berkaitan dengan Amsal 28:19 ini, misalnya mendapatkan kekayaan dengan cara menyuap (Amsal 28:21), atau “kikir”, enggan membayar dengan baik atau menggunakan uang di waktu yang tepat dan berinvestasi pada waktu yang tepat (Amsal 28:22). Ada pula orang yang melakukan penipuan (Amsal 28:23) atau mengeksploitasi kelompok rentan (Amsal 28:24) atau bersikap terlalu kejam sehingga membuat orang melawannya (Amsal 28:25). Semua cara ini dilakukan dengan kerja keras, namun berujung pada kemiskinan. 

 

Dalam buku-buku modern tentang etika bisnis, praktik-praktik ini dikutuk sebagai “bisnis yang buruk.” Amsal juga mengatakan hal yang sama. Namun siapa pun yang mematuhi pedoman etika hanya demi kepentingan pribadi hampir pasti akan gagal secara moral. Jika satu-satunya motivasi untuk jujur adalah rasa takut, Anda pasti akan berlaku tidak jujur ketika tidak ada yang perlu ditakutkan atau kemungkinan ketahuan berbuat curang kecil. Orang Kristen tahu bahwa, meskipun tidak ada rasa takut akan hukuman akhir (Roma 8:1), segala sesuatu terbuka “di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab” (Ibrani 4:13). 

 

Di mana Anda pernah melihat praktik mengejar barang yang sia-sia terjadi secara nyata? 

 

Doa: Bapa, hilangkanlah motif rasa takut, sombong, dan mengasihani diri sendiri yang bisa membuatku tidak jujur. Dan buatku agar tidak mudah memercayai kebohongan apalagi menceritakannya. Jadikan aku seperti Putra-Mu, Juruselamatku, yang mengatakan dan berpegang pada kebenaran hingga Dia terluka. Amin.