MENYIAPKAN PIKIRAN SEBELUM BERTINDAK

Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus. 1 Petrus 1:13

 

Untuk menjadi pilot Anda perlu berlatih ratusan jam berlatih. Sebagian dari pelatihan ini dilakukan di simulator dengan intensitas cukup tinggi hingga menyebabkan kelelahan dan stres. Mengapa pilot harus menjalani pelatihan yang begitu ketat? Supaya mereka bisa belajar membuat keputusan yang tepat dalam momen yang singkat!

 

Seringkali orang gagal menjaga kekudusan karena mereka mencoba mengambil keputusan penting di saat yang mendesak. Namun, jika kita ingin menjaga kekudusan, hal itu tidak akan cukup. Jika kita mau menjaga kekudusan, kita perlu membuat pilihan terlebih dahulu berdasarkan firman Allah.

 

Itu sebabnya Petrus memberitahu kita untuk mempersiapkan “akal budimu … waspadalah.” King James Version menerjemahkan ayat ini sebagai “persiapkan pikiranmu.” Dengan kata lain, kita harus tetap mengendalikan pikiran kita—menguasai proses berpikir kita—sehingga kita mampu mengejar apa yang baik dan melarikan diri dari apa yang jahat.

 

Jika kita tidak mempersiapkan pikiran untuk bertindak, maka kita akan mudah tergoda dan rentan terhadap tragedi. Kita akan cenderung membuat keputusan-keputusan yang sulit dan berdampak besar di saat emosi kita naik dan keinginan-keinginan berusaha menyetir hidup kita. Namun kehidupan yang kudus tidak terjadi secara kebetulan; itu adalah hasil dari tekad yang didorong oleh Roh Allah, dibimbing oleh firman-Nya, dan dimungkinkan oleh kuasa-Nya.

 

Kita perlu membuat komitmen terhadap kekudusan, seperti yang dilakukan pemazmur ketika dia berkata, “aku telah bersumpah dan meneguhkannya, untuk berpegang pada peraturan-peraturan-mu yang adil” (Mazmur 119:106). Buatlah komitmen Anda sebelum terlambat.

 

Dan inilah saran mengenai komitmen yang harus dibuat: Bertekadlah untuk hidup di tengah-tengah jalan yang sempit, bukan di pinggir jalan. Pria muda dalam Amsal 7 yang menjadi mangsa godaan “wanita terlarang”; dia “berjalan di dekat sudut jalan perempuan itu, dan pada waktu senja mengambil jalan menuju rumahnya” (Amsal 7:5, 8-9). Pelajarannya jelas: Jangan menempatkan diri Anda di tempat dan waktu yang salah.

 

Tidak ada gunanya hidup di tepi jurang dalam hal kekudusan. Buatlah komitmen Anda sebelum godaan menghadang Anda, sehingga ketika hari buruk itu tiba, Anda akan siap berkata, “tidak, saya sudah mengambil keputusan itu.” Pertahankan hidup Anda di tengah jalan sempit dan bertekadlah untuk tetap berada di sana. Pada hari ketika Kristus Yesus datang kembali dan karena kasih karunia umat-Nya berdiri di sekeliling takhta-Nya, tidak seorang pun di antara kita akan mengatakan bahwa upaya mengejar kekudusan tidak ada gunanya.

 

 

Refleksi

Bacalah Amsal 7 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

 

Bacaan Alkitab Satu Tahun : 1 Samuel 15-162 Petrus 1

Truth For Life – Alistair Beg