Pembacaan : 1 Petrus 1:3–12

Bacaan Alkitab Setahun : 1 Tawarikh 27-29

 

 

Dalam diri kita semua ada sifat anak kecil. Jika Anda bertani atau berkebun, Anda belajar tentang ketekunan. Ketika Anda menanam benih, tanah tidak akan menghasilkan jagung dengan cepat. Ketika Anda menanam pohon buah-buahan dan anggur, butuh waktu beberapa tahun sampai Anda benar-benar menikmati buahnya. Ketika Anda memutuskan untuk bermain biola, pertama-tama yang akan terdengar adalah suara derit dan gesekan, barulah Anda bisa memainkan karya Beethoven dengan indah. Jika Anda sekarang memiliki keterampilan dalam segala hal, Anda mendapatkannya karena ketekunan.

Anak-anak terbiasa tidak mampu menunggu dan bertahan. “Kapan kita pergi ke rumah Nenek?” “Segera,” itu adalah tipikal jawabannya walau tidak memuaskan. "Bu, kapan ibu akan bermain denganku?" "Nanti, ibu bereskan laporan ini.” Lima belas detik kemudian anak itu menanyakan pertanyaan yang sama, kali ini dengan nada suara yang bisa membuat Anda gila.

Namun, sifat anak itu ada di dalam kita semua. Kita juga menantikan hari di mana kita belajar ketekunan di hadapan Tuhan. Kita akan menjadi pria atau wanita bijak yang lebih tua yang dapat mengatasi banyak kerepotan hidup dengan tenang, tanpa menggerutu dan mengeluh, dengan kepuasan alih-alih pasrah. Allah telah memilih untuk menyuntikkan karakter ketekunan dan kesabaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari di bumi. Kita dengan sabar menunggu kedatangan Tuhan. Seluruh ciptaan dengan sabar menunggu saat akan terbebas dari belenggu (Roma 8:22).

 

 

Edward T. Welch