SEKARANG DAN NANTI

Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus -- itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu.Filipi 1:21-24

 

Apa Anda ingat saat diajak mengunjungi keluarga ketika masih kecil? Mungkin Anda merasa takut karena orang yang Anda kunjungi bukanlah seseorang yang Anda rasa dekat. Namun, ada waktu kunjungan khusus kepada orang-orang yang sangat Anda sayangi. Mungkin Anda disambut di depan pintu dengan pelukan atau aroma kue yang baru dipanggang. Anda tidak sabar untuk melihatnya! Mereka sangat berharga bagi Anda, dan Anda menantikan kehadiran mereka.

 

Bagi rasul Paulus, Yesus adalah orang yang demikian. Paulus bersukacita, bahkan ketika dipenjarakan, karena siapa Kristus baginya. Dia menantikan prospek untuk diantar ke hadirat-Nya. Yesus adalah segalanya baginya.

 

Bisakah Anda dan saya mengatakan hal yang sama tentang Yesus? Atau apakah sukacita kita bersifat duniawi, terpaku pada hal-hal duniawi seperti pernikahan, anak, penghidupan, atau pengaruh kita? Jika semua yang menggetarkan jiwa Anda dan semua yang membentuk identitas Anda terbungkus dalam hal-hal duniawi, maka kebersamaan dengan Yesus kehilangan daya tariknya. Jadi mari kita ingat bahwa identitas kita ditemukan di dalam Dia, karena suatu hari segala sesuatu yang lain akan ditinggalkan.

 

Anda mungkin pernah mendengar tentang seseorang yang mengarahkan pikirannya kepada surga sehingga mereka merasa segala sesuatu di dunia tidak ada gunanya. Namun, kita juga bisa mengarahkan pikiran kepada dunia sehingga semua yang ada di surga jadi tidak berguna bagi kita. Terkadang, kita tergoda untuk menginginkan hal-hal seperti kesehatan yang sempurna, kebahagiaan yang tanpa akhir, dan hidup yang pasti, sekarang. Kenyataannya adalah kita akan kehilangan orang-orang yang kita kasihi, menerima hasil diagnosa kesehatan yang mengerikan, atau menghadapi kekecewaan dan bencana. Namun, itu semua adalah bagian dari masa kini. Dilema Paulus dalam surat ini adalah menyeimbangkan keadaan saat ini dengan masa depan. Meski dia ingin “pergi”, itu bukan agar dia bisa lepas dari keadaannya saat ini. Dia tentu saja mengalami banyak cobaan berat, namun baginya, surga bukan sekadar kelepasan dari penderitaan duniawi. Dia tidak ingin meninggalkan hidup untuk menerima kematian; dia rindu untuk bersama Yesus karena dia tahu itu akan menjadi hal yang luar biasa.

Menjalani hidup dengan setia pada saat ini sambil mengantisipasi kenyataan hidup bersama Yesus adalah sesuatu yang harus kita upayakan. Paulus menyadari bahwa ketika dia masih bernapas, dia harus terus tekun dalam pelayanannya di dunia sampai Kristus memanggilnya pulang ke surga. Jadi luangkan waktu sejenak untuk merenungkan Kristus dalam segala kesempurnaan kasih-Nya. Kemudian luangkan waktu untuk menikmati kebenaran bahwa suatu hari Anda akan melihat Dia saat Dia menyambut Anda ke dalam kemuliaan-Nya. Kemudian renungkan kebenaran bahwa pintu menuju momen itu adalah kematian. Ini adalah masa depan Anda. Suatu hari, itu akan menjadi hadiah Anda. Dan sampai saat itu tiba, Anda dapat melakukan apa yang Paulus lakukan dan hidup sepenuhnya bagi Kristus, dengan mengetahui bahwa kematian adalah keuntungan.

 

Refleksi

Bacalah 2 Timotius 4:6-18 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

 

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Mazmur 107 – 109; Galatia 6

Truth For Life – Alistair Beg