Baca: Amsal 31:10-31
… ia tertawa tentang hari depan. (Amsal 31:25)

Bacaan Alkitab Setahun: 
Bilangan 23-25


Acara televisi itu berjudul unik: Sampai Utang Memisahkan Kita. Lazimnya, sumpah setia pasangan yang menikah berbunyi, “… sampai kematian memisahkan kita”. Acara TV itu mengusung kasus-kasus perceraian akibat pengelolaan keuangan yang amburadul. Terutama penggunaan kartu kredit yang tanpa pengertian dan perhitungan. Orang berilusi seolah-olah punya uang sebesar batasan pinjamannya. Tanpa sadar bahwa itu utang berbunga. Imbasnya sampai pada konflik keluarga yang berujung pada perceraian. 

Kitab Amsal menampilkan peran hikmat dalam kehidupan manusia. Menyeluruh di segala bidang. Kitab ini menutup ulasannya dengan gambaran peran seorang istri yang cakap mengatur rumah tangganya (ay. 10). Cakap mengatur waktu (ay. 15). Cakap menggunakan bakat (ay. 19, 22). Rajin dan produktif (ay. 13, 24). Aspek domestik dan publik diolahnya seimbang (ay. 20, 21, 23). Karakter dan pengajaran yang baik menjadi warisannya (ay. 26-29). 

Amsal menerjemahkan takut akan Tuhan sebagai kecakapan mengatur dan mengelola harta keluarga. Hikmat seperti itu memberi masa depan, bukan menghancurkannya (ay. 25). 

Jika tak waspada, pola hidup konsumtif dapat menggulung kita melalui pinjaman berbunga yang menawarkan kemudahan berbelanja. Masyarakat dibuat pintar menghabiskan uang, bukan menghasilkannya. Padahal kebodohan dan kecerobohan mengelola uang pasti mendatangkan bencana, termasuk prahara rumah tangga. Iman Kristen juga menghendaki kita menguasai diri, berhemat, rajin menabung, dan bijaksana mengatur keuangan.


CARA KITA MENGHASILKAN, MENYIMPAN, DAN MENGGUNAKAN UANG
JUGA MENCERMINKAN IMAN KITA KEPADA TUHAN