PENGENALAN DAN RESPONS

Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. Yohanes 21:6-8

 

Ketika sosok yang berdiri di tepi pantai menyuruh para nelayan untuk menebarkan jala mereka ke sisi kanan perahu. Dan ketika mereka taat, padahal semalaman mereka tidak menangkap apa pun, jaring mereka kini penuh ikan baru mereka mulai mengenali siapa yang berkata kepada mereka. Mungkin sampai saat itu mereka secara supernatural dihalangi untuk mengenal Dia, seperti yang dialami dua murid di jalan menuju Emaus (Lukas 24:16). Atau mungkin kabut pagi atau jarak dari daratan ke perahu yang menghalangi mereka mengenali Juruselamat mereka.

 

Apa pun masalahnya, tidak lama kemudian Yohanes, “murid yang dikasihi Yesus” menyadari siapa yang telah berbicara kepada mereka—dan segera setelah dia memberitahu Petrus, Petrus bertindak. Pengenalan Yohanes dan reaksi Petrus membentuk suatu kemitraan yang secara indah menunjukkan maksud Allah untuk keberagaman yang saling melengkapi. Allah mengambil Yohanes dan Petrus dari dunia ini, dan Dia menyatukan mereka sehingga mereka menjadi sesuatu yang berbeda dengan diri mereka. Di sepanjang Injil Yohanes, kita melihat Yohanes memperlihatkan iman yang kontemplatif dan teguh. Ketika dia dan Petrus sampai ke kubur yang kosong, dia memikirkan arti dari kain kafan yang tergeletak kosong di tempat seharusnya ada mayat, dan dia percaya (Yohanes 20:8). Pernyataannya dari perahu juga menggambarkan seseorang yang tidak terburu-buru, melainkan merenungkan dan kemudian percaya dengan yakin. Ketika Yohanes menyadari bahwa yang ada di hadapannya adalah Yesus, dia memberitahukan hal itu kepada Petrus. Petrus menanggapi pengenalan Yohanes seperti yang sering dia lakukan: dengan mengambil tindakan yang penuh iman, penuh semangat, dan segera. Anda bisa membayangkan dia melompat ke dalam air dan setengah berenang, setengah berjalan, berusaha mati-matian untuk mencapai Juruselamatnya di pantai. Dia tidak menunjukkan keraguan untuk keluar dari perahu. Satu-satunya pemikirannya adalah mencapai Tuhannya.

 

Tanpa sifat Yohanes yang kontemplatif dan berwawasan luas, Petrus akan kehabisan tenaga dalam aktivitasnya. Tanpa keberanian Petrus, perenungan Yohanes akan sia-sia. Kita semua membutuhkan mitra untuk melayani Kristus dengan baik. Apakah Anda seperti Petrus atau Yohanes, atau apa pun temperamen Anda, Allah menjadikan Anda apa adanya untuk mencapai tujuan dalam kerajaan-Nya. Banyak dari kita menghabiskan terlalu banyak waktu berharap kita bisa menjadi seperti orang lain. Sebagian dari kita tidak mempunyai masalah dalam mengenali tipe kepribadian atau kekuatan kita, tetapi kita mempunyai masalah dalam menggunakannya dengan rendah hati untuk melayani orang lain atau bersabar terhadap cara orang lain yang berbeda dari kita. Apa yang akan berubah dalam cara Anda memandang diri sendiri dan tujuan Anda jika Anda menyadari bahwa setiap aspek temperamen Anda adalah pemberian Allah, dan bahwa Allah bermaksud agar Anda menggunakannya bukan untuk tujuan Anda sendiri tetapi dalam ketaatan kepada-Nya, di dalam komunitas umat-Nya, demi kemuliaan Putra-Nya?

 

 

Refleksi

Bacalah 1 Korintus 12:12-27 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

 

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Mazmur 116-1182 Korintus 3

Truth For Life – Alistair Beg