Baca: 2 Korintus 9:6-15
Hendaklah masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. (2 Korintus 9:7)
Bacaan Alkitab Setahun:
Amsal 20-23
Seorang penulis anonim bersyair tentang gereja yang hidup dan yang mati: Gereja yang hidup selalu mengeluarkan dana lebih besar dari pendapatannya; gereja yang mati tidak butuh banyak uang. Gereja yang hidup mendukung pelayanan misi; gereja yang mati menyimpan sendiri uangnya. Gereja yang hidup penuh dengan orang yang memberi dengan sukacita; gereja yang mati penuh dengan penggerutu yang susah memberi. Gereja yang hidup mensponsori dibukanya gereja baru; gereja yang mati takut berbagi dana, waktu, dan talenta. Gereja yang hidup berani berbagi oleh iman mereka dalam Kristus; gereja yang mati merasa tak punya cukup sumber daya untuk berbagi!
Paulus menegaskan bahwa ketika kita berani berbagi dan memberi, maka kita akan diperkaya secara rohani. Dan, secara mengejutkan, hati orang yang memberi dengan sukacita tidak akan merasa kehilangan. Sebab, setiap orang yang memberi, ia juga melayani. Hal ini melimpahkan ucapan syukur kepada Allah (ay. 12). Menurut penelitian A.T. Robertson, bahasa asli kata “melimpahkan” di sini berarti “memenuhi dengan menambahkan terus”. Betapa indahnya bila segala berkat rohani itu terus ditambahkan bagi kita—tak habis-habis—yakni saat kita mulai berbagi!
Agar gereja bertumbuh, hidup, dan bergerak dinamis, mau tak mau ia harus berbagi. Ketika setiap anggotanya punya gaya hidup saling berbagi dan memberkati, maka ucapan syukur terus bertambah. Pelayanan pun terus bergerak dan berkembang. Lebih banyak jiwa terus tertarik untuk bergabung. Mari, hidupkan gereja kita!
KETIKA GEREJA MULAI TERBUKA UNTUK BERBAGI
BARULAH IA MULAI DITERIMA SEBAGAI SAKSI