Baca: Lukas 2:41-52
Ia sedang duduk di tengah-tengah para guru agama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. (Lukas 2:46)
Bacaan Alkitab Setahun:
2 Tawarikh 10-13
Saya pernah membaca kalimat yang berbunyi begini, “Tidak ada orang yang benar-benar bodoh kecuali jika ia berhenti bertanya.” Bertanya adalah unsur utama dalam belajar. Malu bertanya sesat di jalan. Kecerdasan terasah oleh kegiatan bertanya yang didorong oleh keingintahuan yang sehat. Tak jarang kita direpotkan oleh anak-anak sehat dan cerdas yang suka bertanya, bukan?
Sama seperti kita, dalam pertumbuhan-Nya sebagai manusia di masa remaja, di benak Yesus membanjir banyak pertanyaan. Banyak hal membuat-Nya terpesona sekaligus membangkitkan beribu tanda tanya. Sampai terjadilah diri-Nya tinggal di Yerusalem ketika kedua orang tuanya sudah dalam perjalanan pulang ke Nazaret (ay. 43). Dia masih asyik berada di tengah diskusi para ulama mengenai Taurat Musa (ay. 46). Namun, Injil Lukas justru hendak menuturkan, begitulah caranya Dia belajar dan bertumbuh. Dengan aktif mengajukan pertanyaan. Hasilnya? Dia bertumbuh secara optimal di setiap aspek diri-Nya (ay. 52).
Sebenarnya tidak hanya pada masa remaja, tetapi kapan saja hidup ini siap menghadirkan beribu tanda tanya di benak kita. Entah karena kesusahan, kebimbangan, kegalauan, kebingungan atau benar-benar ketidaktahuan. Tak perlu takut atau malu untuk bertanya. Tuhan tak marah karena kita bertanya. Beriman tak mengharuskan kita berhenti bertanya. Malahan dengan bertanya kita terus belajar. Dan barang siapa terus belajar, ia sedang bertumbuh.
TUHAN MENGARUNIAI KITA HASRAT UNTUK BERTANYA
SEBAGAI PINTU GERBANG MENUJU HIKMAT AKAN KEBENARAN