Baca: Kejadian 32:22-32
Bertanyalah orang itu kepadanya: “Siapakah namamu?” Sahutnya: “Yakub.” (Kejadian 32:27)

Bacaan Alkitab Setahun: 
1 Korintus 1-4



Sewaktu hendak bertemu Esau, kakaknya, Yakub mengalami keresahan tiada tara. Semalaman Yakub bergulat dengan seorang laki-laki sampai orang itu memukul sendi pangkal pahanya sehingga terpelecok. Sekalipun ia merasa kesakitan, Yakub tidak membiarkan orang itu pergi sampai ia memberkatinya. Bertanyalah orang itu kepadanya: “Siapakah namamu?” Sahutnya: “Yakub.” 

Yakub berarti cerdik, dalam arti ia seorang yang penuh tipu muslihat. Sebenarnya tanpa perlu bertanya, orang itu sudah tahu kalau seorang yang bergulat semalaman dengannya bernama Yakub. Dengan bertanya: “Siapakah namamu?” Tuhan seolah sedang menyelidiki isi hati Yakub. Faktanya, begitu Yakub mengatakan: “Namaku adalah Yakub” ia mengakui bahwa dirinya adalah Yakub, si penipu ulung, yang sudah menipu anggota keluarganya demi keuntungan pribadi. Kakak, ayah dan mertuanya adalah para korbannya. Di hari perjumpaan itu, sebagai ganti pengakuannya, Tuhan memberi nama baru kepadanya. Namanya kini bukan lagi Yakub, tetapi Israel, yang berarti ia telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan ia menang. 

Nama ibarat gambaran diri seseorang. Begitu nama seseorang yang kita kenal disebut, di benak kita muncul gambaran kepribadiannya. Begitu pula ketika Tuhan mendengar nama kita, di benak-Nya ada gambaran kehidupan kita, baik atau buruknya. Tidak perlu resah! Ketika Tuhan bertanya: “Siapakah namamu?” kita dapat menjawab dengan penuh keterbukaan. Mengapa? Karena di balik keterbukaan, kita sebenarnya sedang mempersilakan Tangan Tuhan mengubahkan kehidupan kita!


MENYEBUT NAMA YANG ADALAH IDENTITAS DIRI DI HADAPAN TUHAN
MERUPAKAN TANDA KITA INGIN DIA MENGOREKSI DAN MENGUBAHKAN KEHIDUPAN KITA