Pembacaan : Amsal 14 : 17

Bacaan Alkitab Setahun : Yermia 37 - 40

 

Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran…Hiasan orang muda

Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang…Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang. (Amsal 14:30, 17:22)

 

OBAT YANG MANJUR. Orang bijak memahami hubungan rumit antara kesehatan mental dan fisik. Depresi (jiwa yang hancur) secara harfiah membusukkan atau mengeringkan tulang. Istilah “tulang” dapat berarti keseluruhan pribadi, tubuh dan jiwa (Amsal 17:22). Iri hati dan kebencian yang ditimbulkannya berdampak sama, terutama memengaruhi sistem kardiovaskular (Amsal 14:30).

 

Oleh karena itu, perawatan kesehatan yang bijak harus memperlakukan manusia sebagai satu kesatuan yang terintegrasi—bukan hanya sebagai objek fisik. Seorang dokter Kristen yang masih muda mengunjungi seorang dokter terkemuka dan melihat bahwa lebih dari separuh catatan diagnostiknya berisi komentar seperti "bekerja terlalu keras", "tidak bahagia dalam pernikahan", dan kondisi non fisik lainnya. Dengan kata lain, masalah fisik diperparah atau bahkan disebabkan oleh masalah emosional dan spiritual. Namun demikian, dokter yang lebih tua bersikeras bahwa seorang dokter harus mengabaikan masalah non fisik dan hanya melakukan "pengobatan yang sebenarnya" dan tidak mencoba menasihati orang. Tetapi dokter yang lebih muda berpendapat, dengan tepat, bahwa tidak ada cara efektif untuk mengobati orang sakit tanpa menangani seluruh hidup mereka. Pengobatan modern, yang didorong oleh hikmat Alkitab, harus merangkul wawasan penting ini.

 

Pernahkah Anda melihat dalam kehidupan Anda sendiri atau orang lain bagaimana penyakit fisik diperumit oleh masalah spiritual dan emosional? Bagaimana cara mengatasinya?

 

Doa: Ya Tuhan, tolong bangkitkan semangat para dokter dan tenaga medis agar mereka tidak hanya melihat kita sebagai benda, tetapi sebagai manusia yang utuh baik jasmani maupun rohaninya. Ajarilah aku untuk merawat tubuh yang telah Engkau berikan dengan bijaksana. Jangan biarkan aku tanpa sadar merugikan diriku sendiri dengan mengabaikan perasaan dan nilai-nilai rohaniahku. Amin.