TERUS BERADA DALAM KASIH KARUNIA-NYA

 

Beberapa orang Siprus dan orang Kirene … berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan … sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia. Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan. Kisah Para Rasul 11:20-23

 

“Allah bergerak dengan cara yang misterius, Dia melakukan keajaiban.” (William Cowper) Dalam sejarah gereja mula-mula, penganiayaan terhadap jemaat di Yerusalem—satu-satunya gereja-gereja di bumi pada saat itu—adalah penyebab utama yang membuat pesan Injil menjangkau lebih jauh dan lebih cepat karena orang Kristen mula-mula terpaksa meninggalkan kota mereka. Ketika orang-orang percaya tersebar di kota-kota Fenisia, Siprus, dan Antiokhia, Injil disebarkan kepada kaum “Hellenis”—orang-orang Yunani—di wilayah tersebut, dan banyak yang menjadi percaya.

 

Namun, ketika berita tentang pertobatan orang bukan Yahudi ini sampai ke gereja di Yerusalem, hal itu tidak langsung diterima dengan baik. Hingga saat itu, penyebaran Injil hampir seluruhnya terjadi di kalangan orang Yahudi. Sekarang tersiar kabar bahwa orang-orang Yunani juga menjadi orang percaya. Hal ini menghadapkan gereja pada perkembangan baru yang belum siap mereka terima. Apa yang terjadi? Haruskah mereka tersenyum atau mengernyit? Siapa yang bisa mereka utus untuk meng-handle hal ini?

 

Kita seharusnya tidak terkejut jika mereka memilih mengutus Barnabas. Meskipun tidak semua orang di gereja mampu menghadapi peluang baru dan berbeda, Barnabas adalah seorang pemberi semangat dan orang yang mengakui karya penebusan Allah dalam diri orang lain, bahkan ketika hal itu mengejutkan atau aneh (lihat Kisah Para Rasul 9:26-28). Benar saja, Barnabas menyadari bahwa apa yang telah terjadi adalah pekerjaan Tuhan, dan dia senang melihat anugerah Allah, menyemangati orang-orang yang baru percaya dengan nasihat yang kita semua perlukan: terus berada dalam anugerah dan tetap setia kepada Allah dengan segenap hati kita.

 

Jika kita menjalani hidup dengan berpikir bahwa satu-satunya tempat di mana Roh Allah bekerja adalah diri kita, maka kita harus berpikir ulang. Ketika Allah terus memperluas kerajaan-Nya dan mencurahkan Roh-Nya kepada orang-orang yang paling tidak kita duga, kita mempunyai kesempatan untuk menanggapinya dengan antusiasme seperti yang dicontohkan Barnabas. Meskipun pesan Injil tidak berubah, dunia dan zaman kita terus berubah. Namun Allah terus memanggil manusia “dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa” (Wahyu 7:9). Kita harus mengharapkan Dia untuk mengejutkan kita—untuk bekerja dengan cara yang tidak kita prediksi dan dalam jangka waktu yang berbeda dari pikiran kita. Dan ketika Dia melakukannya, kita harus siap untuk menjadi seperti Barnabas, “penuh dengan Roh Kudus dan iman” (Kisah Para Rasul 11:24), bersukacita atas pekerjaan baru Allah, siap menjadi bagian dari pekerjaan tersebut. dan mendorong orang lain untuk terus berada dalam kasih karunia-Nya.

 

Refleksi

Bacalah Kisah Para Rasul 10:1-48 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

 

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Yesaya 10 – 13; Markus 4: 1 - 20

Truth For Life – Alistair Begg