Baca: Kisah Pr. Rasul 16:19-40
Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. (Kisah Pr. Rasul 16:25)


Bacaan Alkitab Setahun: 
Hakim-hakim 10-11



Seorang dokter begitu bersemangat memberi dukungan untuk pasiennya yang menderita diabetes melitus (DM). Berbagai masukan dan trik disampaikannya dengan sangat terperinci. “Dokter sangat ahli ya dengan penyakit ini! Tapi… coba kalau dokter jadi pasien seperti saya, apa dokter masih bisa menasihati saya dengan semangat seperti sekarang?” ujar sang pasien. Sang dokter pun menjawab: “Saya juga penderita DM, Bu! Sudah bertahun-tahun,” jawabnya. 

Paulus dan Silas dimasukkan ke dalam penjara yang paling tengah. Kaki mereka dibelenggu dalam pasungan yang kuat. Tetapi di tengah malam mereka berdoa dan memuji Tuhan. Di tengah penderitaan mereka tetap bersaksi bahwa sukacita orang percaya ada di dalam hati, tidak ditentukan oleh keadaan lahiriah. Hukuman penjara yang dialaminya tak dapat melenyapkan damai dan sukacita mereka. Ketika gempa bumi yang hebat terjadi sehingga sendi-sendi penjara menjadi goyah, Paulus dan Silas tak menjadikannya kesempatan untuk melarikan diri. Mereka tetap berada di tempatnya supaya kehadirannya menjadi mukjizat bagi kepala penjara. 

Menerima kesembuhan secara ajaib dari sakit-penyakit, lepas dari maut saat terjadi bencana atau kecelakaan dan mendadak mendapat berkat pada saat berkekurangan tentu menggembirakan. Namun bersukacita dan bersaksi karenanya adalah hal biasa. Siapa pun bisa bersukacita ketika mendapat berkat besar. Sebaliknya, memberi dukungan, kesaksian dan penghiburan dengan semangat dan sukacita di tengah kondisi tidak sempurna, itu baru luar biasa.

 

BERSUKACITA DAN BERSAKSI DI TENGAH PENDERITAAN
YANG KITA ALAMI ITULAH MUKJIZAT SEJATI