Pembacaan : Keluaran  3:7–12; 4:10–13

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Zefanya 1 – Hagai 2

 

Renungkan panggilan Allah kepada Musa untuk memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan mereka di Mesir. Dalam jawaban Musa, kita melihat refleksi dari respon kita yang sering terjadi ketika Allah meminta sesuatu dari kita:

 

Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus. Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka. Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir." Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?" Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini."… Lalu kata Musa kepada TUHAN: "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah." Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: "Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN? Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan." Tetapi Musa berkata: "Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus." (Kel. 3:7–12; 4:10–13)

 

Sepanjang perjumpaan yang luar biasa dengan Tuhan ini, Musa melakukan apa yang sering kita lakukan saat mengevaluasi apa yang telah Allah singkapkan kepada kita dan bagaimana Dia memanggil kita untuk menanggapinya. Musa menghilangkan fakta penting yang mengubah segala sesuatu tentang cara kita berpikir dan harus menanggapi panggilan Allah. Fakta itu bukanlah sulitnya panggilan itu atau kemampuan yang Anda rasakan untuk menjawab panggilan itu. Juga bukan tentang ukuran situasi atau ukuran hikmat dan kekuatan Anda. Fakta yang mengubah hidup ini adalah bahwa Allah yang mulia dan penuh anugerah, yang memanggil umat-Nya untuk melakukan kehendak-Nya di bumi, selalu menyertai mereka saat mereka mematuhi panggilan-Nya. Dia tidak pernah menyuruh Anda  pergi tanpa Dia juga ikut pergi. Ketika dia mengutus Anda, Dia tidak memberi Anda banyak barang untuk membantu Anda di sepanjang jalan. Dia selalu memberi Anda diri-Nya sendiri karena Dia adalah apa yang Anda butuhkan dan Dia sendiri yang dapat memberikan apa yang Anda butuhkan.

Ketika Musa akhirnya berkata, “Ya Tuhanku, tolong kirimkan orang lain,” jelas bahwa dia tidak memahami kekuatan identitasnya saat itu sebagai anak Allah. Karena dia adalah anak pilihan Allah, dia tidak pernah sendirian. Karena dia adalah anak Allah, Allah tidak akan pernah mengirimnya untuk suatu tugas sendirian. Harapan untuk keberhasilan Musa tidak ditemukan dalam kekuatan dan hikmat pribadinya, tetapi dalam kemuliaan Dia yang mengutusnya. Ingatlah hari ini bahwa ketika Allah mengutus, Dia juga pergi!

 

Tak perlu takut dengan apa yang akan diminta Allah dari Anda, karena dalam meminta selalu ada janji anugerah untuk menguatkan hati dan tangan Anda.