Baca: Filipi 2:1-11
Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. (Filipi 2:6)
Bacaan Alkitab Setahun:
1 Raja-raja 16-18
Acap kali saya mendengar percakapan di antara pria yang mengatakan bahwa kriteria istri idaman adalah tidak ”malu-maluin” untuk diajak kondangan. Artinya, calon istri harus cantik secara fisik. Jangankan calon istri, terhadap teman pun sebagian besar orang lebih senang mengajak mereka yang berpenampilan menarik, terpelajar dan tidak “ndeso”. Sebaliknya, mereka malas mengajak teman yang penampilannya kumuh, acak-acakan, kurang cerdas dan terkesan kampungan.
Siapakah kita di hadapan Allah? Bukankah kita layak disebut sebagai sampah karena banyaknya dosa yang telah kita perbuat? Kita sungguh tidak sebanding dengan Dia yang Maha Kudus. Kita sering mengingkari-Nya sekalipun Dia senantiasa setia memberkati kita. Tetapi Dia tidak pernah malu mengakui kita sebagai anak-anak-Nya. Oleh kasih dan kemurahan- Nya Dia rela mengosongkan diri, turun ke dunia dalam rupa Yesus, menjadi manusia papa yang tak berdaya. Hidup terhina menjadi hamba, menanggung penderitaan dan aib hingga mati. Diberi- Nya pula kita kesempatan untuk bertobat, supaya dapat kembali memiliki hubungan yang indah dengan-Nya.
Allah yang Maha Kudus itu mau mengakui kita tanpa merasa malu atau menganggap diri-Nya terlalu suci untuk kita hampiri. Ia rela meninggalkan segala kemuliaan-Nya demi menjangkau kita. Sudahkah pengosongan diri Kristus mendorong kita memiliki prinsip hidup serupa? Rela merendahkan diri, memiliki hati yang penuh belas kasih, hidup dalam persekutuan tanpa mencari kepentingan diri bahkan menganggap yang lain lebih penting dari diri sendiri.
SEBELUM MENJADI SOMBONG DI HADAPAN ORANG LAIN,
INGAT KEMBALI BAGAIMANA KRISTUS MENGOSONGKAN DIRI-NYA BAGI KITA