Baca: Kejadian 35:1-3
“Marilah kita bersiap dan pergi ke Betel; aku akan membuat mezbah di situ bagi Allah, yang telah menjawab aku pada masa kesesakanku dan yang telah menyertai aku di jalan yang kutempuh.” (Kejadian 35:3)


Bacaan Alkitab Setahun: 
Hakim-hakim 15-17



Suka dan duka, derita dan bahagia, tentu dapat terjadi dalam hidup kita. Kita tidak dapat hanya memilih sukacita dan kebahagiaan, serta menolak duka dan penderitaan, karena kita pasti akan merasakan semuanya. Dalam setiap situasi tersebut, hal yang terpenting adalah bagaimana sikap kita. Terlebih apabila kita menghayati hidup kita sebagai umat Tuhan. Karena apabila kita memilih untuk hanya bersedih ketika berduka, maka sulit bagi kita untuk menghayati penyertaan Allah. 

Di dalam hidupnya, Yakub berserah betul kepada Allah. Bahkan ketika dia mengalami berbagai kesesakan karena harus menjalani hidup sebagai pelarian, Yakub tetap mengikuti perintah Allah. Yakub harus berlari menghindar dari kejaran kakaknya, kemudian juga harus berlari dari kejaran mertuanya. Yakub tentu merasakan kegundahan, dan kekhawatiran akan terjadinya hal yang buruk. Tetapi Yakub tetap percaya dan mengikuti perintah Allah, sehingga dapat melewati semua permasalahannya dan kembali menjalin hubungan baik dengan kakak dan juga mertuanya. Yakub merasakan betul penyertaan Allah, bahwa Allah menjawab doa-doanya. Oleh karena itu, ketika Allah meminta Yakub untuk pergi ke Betel dan membuat mezbah di sana, Yakub pun pergi untuk mengucapkan syukur dan menjawab perutusan Allah kepadanya. 

Menyikapi setiap hal yang terjadi dalam hidup kita dengan tetap bersandar kepada Allah, adalah hal yang harus kita lakukan dalam hidup. Karena Allah akan selalu menyertai umat-Nya, dan tidak akan meninggalkan umat-Nya dalam kesesakan sendirian.


TENGGELAM DALAM DUKACITA TIDAK AKAN MENYELESAIKAN APA PUN