Pembacaan : Efesus 4 : 17 - 24

 

Bacaan Alkitab Setahun :

2 Korintus 1 - 4

 

Dakwaan Roma 3 menempatkan kita semua di perahu yang sama:

 

Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa,  seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, dan jalan damai tidak mereka kenal; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu.” (Rom. 3:9–18) 

 

Ya, kita semua adalah pendosa. Kita semua dalam kondisi putus asa yang sama. Tak satu pun dari kita lebih baik dari yang lain. Tak satu pun dari kita yang lebih benar. Tak satu pun dari kita yang lebih pantas. Tak satu pun dari kita memiliki sesuatu untuk yang bisa kita banggakan di hadapan Allah. Kita semua perlu diselamatkan dari pemberontakan hati kita sendiri. Hanya ada satu harapan bagi kita semua—kasih karunia Yesus yang menakjubkan, mengampuni, menyelamatkan, mengubah, dan membebaskan. Masalahnya adalah kita sering tidak melihatnya seperti itu.

Sebagian dari kebutaan dosa adalah kecenderungan kita untuk lebih jengkel dan lebih peduli dengan dosa yang dilakukan kepada kita daripada dosa kita sendiri. Karena kita buta terhadap dosa kita sendiri dan mata kita terbuka terhadap dosa mereka, kita cenderung melihat tetangga kita sebagai orang berdosa yang lebih besar daripada kita. Dan ketika Anda membandingkan diri dengan orang lain, Anda hampir selalu menyimpulkan bahwa Anda lebih benar daripada dia, dan ketika Anda menyimpulkan bahwa Anda lebih benar daripada dia, Anda mulai meminimalkan kebutuhan Anda sendiri akan kasih karunia. Dengan cara ini, perbandingan rohani palsu menempatkan Anda dalam bahaya rohani. Mereka membuat Anda berpikir bahwa Anda lebih baik daripada yang seharusnya dan melemahkan tekad Anda untuk mencari dan merayakan anugerah penebusan. Kita harus berseru memohon kasih karunia untuk membebaskan kita dari kecenderungan ini.

Ya, kita semua berdiri di hadapan Allah, pantas menerima murka-Nya. Betapa bersyukurnya kita seharusnya bahwa Kristus menanggung hukuman kita sehingga kita dapat menikmati kasih karunia Allah.

 

Orang di sebelah Anda tidak membutuhkan Injil lebih dari Anda; dia hanya membutuhkannya secara berbeda dari Anda. Semua orang berdosa dan gagal.