KEADILAN SUDAH DIPUASKAN

 

Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!

Roma 5:10

 

Allah bukanlah kakek yang baik hati atau Sinterklas kosmis yang hanya membagikan hadiah dan tidak terlalu peduli dengan hal lain.

 

Tidak—Dia kudus, dan Dia benar. Jadi manusia terasing dari Allah karena dosa. Ada permusuhan antara manusia dan Pencipta. Ini bukanlah pesan yang sering Anda dengar, dan tentunya tidak terlalu menyenangkan. Namun, Allah tidak mengabaikan permusuhan itu. Dia tidak pernah, dan tidak akan pernah melakukannya. Kitab Suci sangat jelas mengenai watak Allah terhadap dosa. Memang benar Paulus menggambarkan manusia sebagai musuh Allah, dengan jelas menyatakan bahwa dosa memisahkan kita dari Allah. Bahasa Paulus juga menggemakan kata-kata pemazmur, yang mengatakan tentang Allah, “Engkau membenci semua orang yang melakukan kejahatan” (Mazmur 5:6)—pesan yang tidak enak dibaca dan tidak mudah dipahami dalam sekali baca.

 

Lalu di manakah harapan kita? Bagaimana kita bisa berdamai dengan Allah? Bagaimana Allah bisa menghukum dosa sebagaimana mestinya tetapi tetap mengampuni orang yang berdosa? 

 

Oh, betapa manisnya hikmat Allah kami yang penuh kasih! 

Ketika semuanya penuh dosa dan rasa malu, 

Adam kedua datang 

dan menyelamatkan.

– The Dream of Geronitus, John H. Newman

 

Yesus, melalui kematian-Nya di kayu salib, memenuhi keadilan Allah. Dia menanggung kewajiban kita untuk menaati hukum Allah dengan sempurna dan tanggung jawab kita jika gagal melakukannya. Dia kemudian memenuhi kewajiban kita melalui kehidupan-Nya yang tanpa dosa dan membatalkan tanggung jawab kita melalui kematian pengorbanan-Nya di kayu salib. Ketika kita terasing dari Allah karena kebencian Allah terhadap keberadaan kita yang penuh dosa, Dia tidak meninggalkan kita. Sebaliknya, Allah datang dan mendamaikan kita melalui Putra-Nya. Jika hal ini tidak terdengar seperti berita yang paling luar biasa, maka kita belum benar-benar memahami keseriusan dosa kita, atau realitas penghakiman-Nya, atau besarnya keselamatan kita. 

 

Bagi kita yang sudah cukup lama menjadi orang Kristen, mudah bagi kita untuk merasa familier, kalau bukan dibilang menghina, kemudian merasa puas diri. Namun kematian Kristus bukan sekadar titik masuk iman kita; itu adalah iman kita. Jadi hari ini, berhentilah sejenak untuk melihat Adam kedua yang berhasil mengatasi kegagalan Adam pertama dan mengalahkan iblis dan membalikkan dampak kejatuhan. Inilah Injil. Dosa-dosa Anda telah diampuni. Anda telah diselamatkan. Anda sekarang adalah teman padahal dulu Anda adalah musuh. Kristus sekarang adalah keyakinan Anda, kedamaian Anda, dan hidup Anda.

 

Berada di dalam Kristus bukanlah suatu hal yang sepele; itu adalah jaminan yang luar biasa. Ketika kita tidak berdaya menghadapi dosa, kuasa Kristus memerdekakan kita. Ketika kita tidak mampu membayar utang yang begitu besar, Dia menanggungnya di atas salib (1 Petrus 2:24). Anda sekarang duduk bersama-Nya di surga. Kesuksesan terbesar Anda hari ini tidak akan mengangkat Anda lebih tinggi daripada posisi Anda sekarang yang didapat dari pengorbanan-Nya; usaha atau kegagalan terbesar Anda juga tidak dapat menjatuhkan Anda dari posisi ini.

 

Refleksi

Bacalah Kolose 1:15-23 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

 

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Yesaya 23 – 25; Markus 6: 1 - 29

Truth For Life – Alistair Begg