Baca: 2 Samuel 19:31-43
“Sepotong jalan saja hambamu ini berjalan ke seberang sungai Yordan bersama-sama dengan raja. Mengapa raja memberikan ganjaran yang sedemikian kepadaku?” (2 Samuel 19:36)

Bacaan Alkitab Setahun: 
Zakharia 8-14



Di jaman sekarang, sangat susah untuk mencari perbuatan yang tanpa pamrih. Sebagian besar perbuatan dibaliknya mengandung maksud atau pamrih dari perbuatan tersebut. Kalau tersimpan pamrih, dapat dikatakan perbuatan itu tidak tulus dilakukan. Orang mendukung dan menyanjung juga dilandasi interes pribadi. Dukungan itu sebetulnya demi diri sendiri bukan demi yang didukungnya. 

Pada kisah hari ini kita juga dapat melihat orang Israel dan orang Yehuda, yang tadinya telah meninggalkan Daud dan berpihak kepada Absalom, berlomba-lomba untuk mengambil hati Daud yang telah menang dan kembali menjadi raja. Namun, bersyukur juga ada orang yang tulus seperti Barzilai. Barzilai, orang Gilead, yang telah menyediakan makanan bagi Daud dan pengikutnya pada masa Daud di Mahanaim, ketika sebagian besar Yehuda dan Israel meninggalkan Daud. Ia ternyata tidak mau mengikuti Daud ke Yerusalem untuk menerima kemuliaan dan upah. Dengan rendah hati ia mengatakan bahwa dia hanya berjalan sepotong jalan saja ke seberang sungai Yordan bersama-sama dengan raja dan tidak pantas menerima ganjaran dari raja. Ia menolak ganjaran untuk dirinya sendiri, tetapi malah memperjuangkan kepentingan orang lain. 

Apa yang dilakukan oleh Israel dan Yehuda merupakan cermin dari apa yang sering terjadi dalam komunitas kita. Kita sering mencari muka kepada atasan untuk kepentingan diri sendiri. Perbuatan kita dipenuhi dengan pamrih. Marilah kita belajar tulus dalam segala sesuatu. Jauhi pamrih jika berbuat sesuatu, karena Tuhan sudah terlebih dulu mengasihi kita tanpa pamrih.


SEPI ING PAMRIH, RAME ING GAWE
(BANYAK BEKERJA, TANPA PAMRIH)