Pembacaan : Ibrani 6 : 9 - 20
Bacaan Alkitab Setahun :
Wahyu 19 - 21
Salah satu tema renungan ini adalah harapan. Setiap manusia terprogram untuk dan peduli tentang harapan. Kita semua dalam pencarian terus-menerus untuk harapan yang memberikan dan bertahan. Kita semua sedikit putus asa dan lumpuh ketika harapan kita pupus. Ketika satu harapan mati, kita meraih harapan lain secepat yang kita bisa.
Alkitab adalah kisah harapan. Ini tentang harapan yang salah tempat dan harapan ditemukan. Ini tentang harapan yang tidak dapat memberikan dan harapan yang memberi Anda semua yang Anda butuhkan. Ini tentang di mana tidak mencari harapan dan satu-satunya tempat di mana harapan sejati dapat ditemukan. Drama harapan besar dari Alkitab diringkas oleh beberapa kata yang sangat penting yang terkubur di tengah surat rasul Paulus kepada jemaat di Roma:
Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. (Rom. 5:1–5)
Perhatikan apa yang Paulus lakukan di sini:
Itu baru harapan! Saat Anda menyembah Allah dengan orang percaya lainnya dan mendengar kebenaran Firman-Nya diumumkan, harapan Anda akan dinyalakan kembali.
Ibadah korporat dirancang untuk menanamkan harapan vertikal di mana harapan horizontal telah pupus.