Baca: Markus 14:3-9
“Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya. Tubuh- Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku.” (Markus 14:8)
Bacaan Alkitab Setahun:
Hakim-hakim 20-21
Seorang perawat yang memulai tugasnya di suatu Rumah Sakit di kota London ditugaskan untuk merawat seorang pria dengan penyakit terminal. Dengan agak gemetar ia bertanya kepada seorang dokter senior, "Dokter, kalau pria ini sampai meninggal, apa yang harus saya katakan kepada istrinya?" Dokter tua itu menjawab, "Kau tak usah berkata apa-apa, seduh saja secangkir teh hangat untuknya." Ada saatnya satu tindakan sederhana mampu "berbicara" melebihi kata-kata.
Tokoh perempuan dalam adegan pengurapan Yesus dengan minyak narwastu tidak berbicara sepatah kata pun. Yang berbicara banyak justru orang-orang di sekitarnya. Mereka membicarakannya, mengomentarinya, bahkan ada yang memarahinya (ay. 4-5). Namun, bagi Yesus, perempuan itu telah menyapa Dia secara pribadi dengan tindakan pengurapan yang dilakukannya (ay. 8). Ialah yang paling mengerti suasana hati Tuhan menjelang penangkapan dan penyaliban-Nya. Bahkan secara efektif tindakannya itu "berbicara" terus ke mana pun juga selama Injil diberitakan di seluruh dunia (ay. 9). Bukan main!
Dunia sekeliling kita banjir kata. Hujan komentar. Orang suka bicara. Berbagai media tersedia. Banyak yang asal bicara. Karena diobral, banyak kata-kata tak bermutu. Ucapan semu dan palsu. Orasi sana-sini. Tak menyentuh hati, sebab isinya hanya iklan. Nihil. Ada saatnya tindakan yang "bicara"—bukan lagi kata. Perubahan terjadi oleh tindakan nyata yang nilainya melebihi seribu kata. Tidakkah kita terinspirasi oleh "perempuan minyak narwastu" yang menyatakan kasih secara nyata melalui tindakan ini?
SERIBU KATA BISA LEKAS TERLUPAKAN,
TAPI SATU TINDAKAN NYATA AKAN DIKENANG SELAMANYA