Ayat Bacaan : Kejadian 15: 7 -12; 17-21
Kejadian 15:7-12 (TB)
7 Lagi firman TUHAN kepadanya: "Akulah TUHAN, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim untuk memberikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu."
8 Kata Abram: "Ya Tuhan ALLAH, dari manakah aku tahu, bahwa aku akan memilikinya?"
9 Firman TUHAN kepadanya: "Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati."
10 Diambilnyalah semuanya itu bagi TUHAN, dipotong dua, lalu diletakkannya bagian-bagian itu yang satu di samping yang lain, tetapi burung-burung itu tidak dipotong dua.
11 Ketika burung-burung buas hinggap pada daging binatang-binatang itu, maka Abram mengusirnya.
12 Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu turunlah meliputinya gelap gulita yang mengerikan.
Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, maka kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara potongan-potongan daging itu. Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: "Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat: yakni tanah orang Keni, orang Kenas, orang Kadmon, orang Het, orang Feris, orang Refaim, orang Amori, orang Kanaan, orang Girgasi dan orang Yebus itu."
Kejadian 15:17-21 (TB)
17 Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, maka kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara potongan-potongan daging itu.
18 Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: "Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat:
19 yakni tanah orang Keni, orang Kenas, orang Kadmon,
20 orang Het, orang Feris, orang Refaim,
21 orang Amori, orang Kanaan, orang Girgasi dan orang Yebus itu."
Perenungan:
Bagi seorang pengembara, janji bahwa Allah akan memberikan tanah untuk dimiliki akan sangat menghibur namun juga sulit dipercaya. Jadi, wajar saja bahwa Abraham menanggapi janji Allah dengan meminta tanda sebagai jaminan kepastian (Ay.7-8). Allah memberikan tanda yang tidak lazim, yakni hewan-hewan yang dipotong menjadi dua bagian dan diletakkan seperti lorong. Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abraham dengan nyenyak. Lalu turunlah meliputinya kegelapan yang mengerikan. Di dalam kegelapan itu, maka kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi melewati potongan-potongan hewan itu, dan Allah membuat perjanjian dengan Abraham.
Dalam budaya Timur kuno, perjanjian seringkali diwujudkan melalui korban dan hukuman yang akan menimpa pihak yang tidak memenuhi janjinya. Tindakan ini menunjukkan bahwa kedua pihak bersedia menghormati perjanjian dengan risiko nyawa mereka, seperti nasib hewan-hewan tersebut. Yang mengejutkan adalah bahwa dalam kegelapan itu, Abraham melihat Allah (diwakili sebagai perapian yang berasap dan suluh yang berapi) melintasi potongan-potongan hewan itu, namun Abraham sendiri tidak diminta untuk melakukannya.
Para penulis Injil menyamakan pengalaman ini dengan kematian Yesus, di mana terjadi kegelapan di atas bumi. Dalam momen itu, kita melihat pengorbanan yang Allah lakukan untuk memenuhi janji-Nya kepada kita. Ini mengingatkan bahwa Allah pergi ke kubur untuk memberikan kita langit, menjadi orang asing untuk memberikan kita rumah, dan mengalami kegelapan yang mendalam untuk membawa kita ke dalam terang. Penglihatan ini juga yang menghibur ketakutan Abraham (Kejadian 15:1, "Jangan takut, Abram, Aku adalah perisaimu"). Apakah kebenaran ini menghiburkan kita juga?
Pertanyaan Reflektif :
Doa:
Bapa, ingatkanlah saya akan pengorbanan Kristus yang rela mengalami kegelapan, sehingga saya mendapatkan terang. Karena Kristus mengalami keterasingan, Engkau menyediakan rumah bagi saya. Karena Kristus mengalami kubur, Engkau menyediakan hidup baru bagi saya. Tolonglah saya, untuk tidak takut, karena Engkau adalah perisai bagiku. Dalam Nama Kristus, Amin.