Kitab Galatia dianggap sebagai salah satu kitab yang paling awal dalam Perjanjian Baru. Ditulis sekitar 17-20 tahun setelah kenaikan Yesus. Namun, bukan itu yang membuat kitab ini menarik untuk dikaji. Kitab ini walau singkat-hanya enam pasal-tetapi mengandung kebenaran Injil yang cukup kental. Dengan mempelajari kitab Galatia, kita bukan hanya sekedar belajar tentang sejarah dan hal-hal praktis dalam kekristenan tetapi kita belajar inti dari Injil itu sendiri. Itulah sebabnya saya memilih kitab ini untuk dieksplorasi menjadi renungan 52 minggu.
Tema yang saya angkat dalam buku ini adalah kalibrasi. Kata kalibarasi mungkin jarang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi dampaknya terasa sekali. Menurut Merriam Webster, kalibrasi berarti menstandardisasi (sesuatu, seperti alat ukur) dengan menentukan penyimpangan dari standar sehingga dapat memastikan faktor koreksi yang tepat. Segala sesuatu yang kita hidupi saat ini tidak lepas dari yang namanya kalibrasi. Saya beri contoh, saat Anda mau tahu waktu, Anda akan melihat jam, entah jam tangan, jam dinding, atau jam di HP Anda. Pertanyaanya, dari mana Anda tahu jam itu tepat atau tidak ? Anda perlu melakukan kalibrasi, penyesuaian dengan waktu standar yang sudah ditentukan sebelumnya.
Contoh lain, Anda yang suka membeli barang via online. Dari mana Anda tahu kalau ongkos kirim yang Anda bayarkan sudah tepat? Anda perlu mengkalibrasi berat barang yang anda beli dan jarak tempuh dari kota penjual ke kota Anda dengan standar harga yang sudah ada sebelumnya.
inilah pentingnya kalibrasi. Tanpa kalibrasi yang tepat maka hidup Anda akan kacau. Begitu juga dalam hal kerohanian. Anda dan saya perlu melakukan kalibrasi supaya kehidupan rohani kita tidak kacau. Kalau dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan kalibrasi sesuai dengan standar yang dibuat manusia, maka secara rohani kita melakukan kalibrasi dengan lensa Injil.
Mengapa Injil harus menjadi standar kalibrasi kita? Karena Injil adalah kuasa Allah. Injil bukan hanya sekadar sebuah cerita. Ya Injil adalah kisah tentang Allah yang menjadi manusia, menjalani kehidupan yang sempurna, mati bagi kita, dibangkitkan, dan naik ke surga. Namun, lebih daripada itu Injil memiliki kuasa untuk menyelamatkan. Injil memiliki kuasa untuk mengubahkan. Ketika kita mengkalibrasi hati kita dengan lensa Injil, maka kita akan mengalami kuasanya. Itulah yang saya ingin Anda rasakan ketika membaca renungan-renungan ini. Bukan hanya sekadar mengangguk-angguk setuju atau Anda mungkin memberi tanda kata-kata atau frasa yang "kena" kepada Anda, tetapi lewat renungan yang Anda baca, Anda benar-benar mengkalibrasi hati Anda dan mengalami kuasa transformasional Injil.
Terimakasih saya ucapkan kepada dua rekan gembala saya-Ps. Dave Rindy Hatoguan dan Ps. Natanael Thamrin-yang ikut berpartisipasi dalam proses penulisan buku renungan ini.
Akhir kata, saya ucapkan selamat membaca dan selamat mengkalibrasi hati Anda dengan Injil
Untuk pembelian, silahkan klik link dibawah ini.
https://www.tokopedia.com/gibeonchurchsby/buku-kalibrasi-hati-liberty-in-the-gospel