Pembacaan : Lukas 1:26-38
Minggu ini merupakan minggu ketiga dalam masa Advent yang sering disebut sebagai minggu sukacita. Minggu ini kita akan mengingat, kedatangan Kristus membawa sukacita yang besar bagi dunia. Sukacita yang melampaui kehidupan kita dan memberikan pengharapan yang baru. Dan melalui kelahiran-Nya, Allah menyatakan kasih-Nya yang menghadirkan keselamatan sejati bagi orang-orang berdosa. Judul khotbah hari ini adalah keselamatan dari palungan.
Pada tahun 1961 adalah tahun yang bersejarah bagi dunia khususnya bagi negara Uni Soviet (sebelum negara ini pecah). Pada tahun itu untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang kosmonot yang bernama Yuri Gagarin dari Uni Soviet menjadi manusia pertama yang pergi ke luar angkasa. Setelah penerbangan bersejarah itu, seorang politikus yang bernama Nikita Khurshchev berkata: “Kami telah menjelajahi ruang angkasa, tetapi kami tidak menemukan Tuhan di sana.” Pernyataan Khurshchev ini seolah mencerminkan pandangan bahwa Tuhan itu dapat ditemukan melalui usaha manusia. Dia pikir Tuhan sebagai sosok yang dapat dijangkau melalui akan budi atau daya upaya manusia. Dia pikir jika Tuhan benar-benar ada maka dengan segala kecerdasan, kemampuan, dan teknologi yang dimiliki, manusia dapat menemukan Tuhan.
Pemikiran seperti ini sebenarnya adalah kecenderungan dari hati manusia yang jahat dan berdosa. Manusia berpikir dengan menjadi cukup baik, cukup rajin, dan usaha kita maka kita bisa mendekati Tuhan atau setidaknya layak di hadapan-Nya. Dalam keberdosaan kita, tanpa kita sadari, kita juga menjalani kehidupan kekristenan seperti ini. Kita berpikir mengenal Tuhan sepenuhnya bergantung pada usaha diri sendiri. Seberapa jauh kita mencari-Nya, seberapa keras kita berusaha mengenal Dia, ini bukanlah kekristenan.
“Natal membuktikan bahwa bukan manusia yang pergi menggapai Allah, melainkan Allah yang penuh kasih turun menggapai manusia berdosa.”
Allah merendahkan diri-Nya datang ke dalam dunia ciptaan-Nya, bukan karena manusia layak, atau manusia mampu mencari Dia, tetapi karena kasih-Nya yang begitu besar. Inilah kabar sukacita Natal. Bukan kita yang datang mendekati Allah, tetapi Allah sendiri yang datang menjumpai kita. Kita akan melihat lebih dalam bagaimana Allah yang begitu mulia dan pencipta turun menjadi bayi yang tak berdaya demi untuk melaksanakan misi Allah untuk menyelamatkan manusia berdosa.
Baca: Lukas 2:1-14
1. Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.
2. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.
3. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.
4. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud,
5. supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.
6. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin,
7. dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.
8. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
9. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.
10. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:
11. Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.
12. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.”
13. Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya:
14. “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”
Jika kita perhatikan, Natal adalah momen yang dirayakan secara besar-besaran dihampir seluruh dunia. Karena momen ini terjadi di akhir tahun dan saat liburan. Natal adalah tentang kelahiran Sang Juruselamat dan seringkali kehilangan makna sejatinya.
“Tanpa peristiwa kelahiran, tidak akan ada kematian, kebangkitan, dan kenaikan.”
Kita melihat bagaimana Tuhan menepati janji-Nya. Janji yang telah Dia ucapkan sejak zaman dahulu, janji yang telah Ia sampaikan kepada nabi-nabi-Nya dahulu, dan sekarang janji itu digenapi. Bangsa Israel saat itu sedang menanti janji kedatangan Mesias tapi sekian tahun mereka menanti, tetapi apa yang mereka nantikan itu tidak pernah datang. Tetapi pada akhirnya kita tahu bahwa
“Tuhan tidak lupa apalagi ingkar janji. Ia ingat apa yang dijanjikan-Nya dan pasti menggenapi.”
1. KEDAULATAN TUHAN DALAM RENCANA AGUNG-NYA
Lukas 2:1-13
1. Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.
2. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.
3. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.
Di catatan awal, Lukas seakan ingin memberikan kontras yang sangat jelas antara kepemimpinan dunia ini dengan kepemimpinan kerajaan Allah. Pada waktu itu bangsa Israel ada di bawah penjajahan Romawi dan yang memerintah saat itu adalah kaisar Agustus. Agustus itu sebenarnya bukan nama melainkan gelar, dan saat itu yang menerima gelar ini bernama Gayus Oktavius. Gelar Agustus itu sendiri artinya adalah yang mulia, yang suci, dan yang terhormat. Bahkan di sebuah kota memiliki prasasti yang menuliskan kaisar Agustus ini disebut sebagai juruselamat dunia. Sebutan ini mungkin karena di masa pemerintahannya saat itu ada satu istilah pax romana yang artinya kedamaian Romawi yang merujuk kepada satu periode kedamaian yang tercipta.
Seluruh wilayah kekaisaran Romawi di masa pemerintahannya. Nah pada masa itu sebuah perintah yang penting juga dikeluarkan yaitu sensus di mana seluruh rakyat yang berada di wilayah kekuasaan Romawi harus mendaftarkan diri mereka. Tujuan dari sensus yang dilakukan pada waktu itu adalah untuk 2 hal . Yang pertama untuk pengumpulan pajak untuk memperkuat perekonomian Romawi pada waktu itu. Yang kedua untuk memperkuat kekuatan militer mereka dengan mencatat jumlah laki-laki yang pantas untuk diajak menjadi tentara Romawi pada waktu itu.
Ini adalah agenda pribadi dari kaisar Agustus. Tujuannya semata mata untuk memperkuat kekuasaan Romawi yang ia pimpin. Namun kita tahu di dalam sejarah keselamatan umat manusia, Tuhan bekerja dengan cara yang sangat luar biasa. Meskipun keputusan kaisar Agustus untuk melakukan sensus mungkin berfokus untuk kepentingan pribadinya untuk keuntungan pribadinya, Tuhan justru menggunakan peristiwa itu untuk menggenapi rencananya. Karena justru dengan adanya sensus itu, Yusuf dan Maria seolah dipaksa untuk pergi ke Betlehem, di mana bayi Yesus harus dilahirkan di sana. Tuhan tetap memegang kendali dan berkuasa atas sejarah sehingga perintah kaisar Agustus justru menjadi alat bagi-Nya untuk merealisasikan rencana agung-Nya.
“Sekalipun manusia memiliki rencana dan agenda pribadi, Tuhan tetap berdaulat dan memastikan bahwa kehendak-Nya yang terjadi.”
Philip Graham Ryken memberikan komentar dalam Luke – Reformed Expository Commentary:
“Apa yang pada awalnya tampak seperti pertunjukan kekuasaan Kaisar justru membuktikan kedaulatan Tuhan. Bahkan Perintah Kaisar merupakan bagian dari rencana agung-Nya. Hal ini berlaku tidak hanya untuk peristiwa-peristiwa besar, tetapi juga dalam peristiwa biasa dalam kehidupan sehari-hari. Tuhan sedang mengerjakan kehendak-Nya, dan Ia akan memastikan bahwa Ia yang akan mendapatkan kemuliaan pada akhirnya.”
Apa yang bisa kita renungkan pada bagian awal dari kisah ini? Saat ini kita mungkin sedang menghadapi ketidakpastian hidup. Atau mungkin kita sedang terhimpit oleh suatu kegalauan hidup banyak hal di dalam hidup kita yang kelihatannya enggak jelas dan enggak sesuai dengan harapan kita. Mungkin saja. Namun di dalam setiap situasi itu, kita diingatkan bahwa Tuhan berdaulat dan tetap bekerja. Bahkan ketika apa yang terjadi di sekitar kita tampaknya bertentangan dengan rencana-Nya kita bisa percaya bahwa Tuhan tetap berdaulat dan Ia sedang mengerjakan sesuatu yang jauh lebih besar, jauh lebih indah dari apa yang kita lihat sekarang.
2. INKARNASI YESUS: BAYI DALAM PALUNGAN
Lukas 2:6-7
6. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin,
7. dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.
Kita melihat rencana agung Tuhan itu yang tidak dapat digagalkan oleh apapun. Tuhan membawa Yusuf dan Maria ke Betlehem di mana Maria akhirnya melahirkan bayi Yesus di sana. Inilah natal pertama yang terjadi. Sebuah natal yang sangat low budget dan sangat sederhana sangat jauh dari kesan glamor. Jikalau kita merenungkan perjalanan Yusuf dan Maria ini, kita bisa bayangkan betapa beratnya perjalanan dan apa yang mereka alami pada waktu itu. Perjalanan mereka dari Nazaret menuju ke Betlehem itu bukanlah perjalanan yang mudah. Jarak yang mereka tempuh itu sekitar 90 mil atau kurang lebih 145km. Perjalanan itu kemungkinan besar dilakukan dengan berjalan kaki. Bayangkan betapa melelahkannya perjalanannya mereka lakukan dan betapa lamanya.
Maria itu menderita selama perjalanan yang panjang ini. Bahkan sewaktu tiba-tiba, dia harus melahirkan di tempat yang tidak layak dan jauh dari kesan nyaman. Tentu ini bukan situasi yang mudah buat keduanya. bayangkan kita ada di posisi Yusuf dan Maria. Semua yang mereka alami itu terjadi akibat ketaatan mereka kepada Tuhan. Nah di sini kita bisa melihat satu kebenaran.
“Ketaatan kepada Tuhan tidak selalu membawa kebahagiaan dan kemudahan; sebaliknya seringkali membawa kita melalui tantangan, dan ujian.”
Yusuf dan Maria Harus menghadapi berbagai kesulitan ketidakpastian hidup akibat tindakan ketaatan mereka kepada Tuhan.
Dan sangat mungkin untuk kita juga bisa mengalami seperti yang Yusuf dan Maria alami ketidakpastian hidup tantangan hidup sewaktu kita memutuskan untuk melakukan tindakan ketaatan kepada Tuhan. Dan mungkin kita menghadapi tantangan dalam berbagai aspek kehidupan kita. Misalnya di dalam pekerjaan kita. Di dalam usaha yang kita jalani atau di dalam studi kita mungkin ketika kita memutuskan untuk melakukan tindakan ketaatan dan kita mengalami berbagai ujian atau tantangan hidup. Namun melalui meskipun melalui kesulitan kita bisa tetap tenang. Karena Tuhan menyertai dan tidak meninggalkan.
Dalam setiap kesulitan itu yang Ia izinkan, Tuhan selalu menguatkan dan menopang dan itu yang terjadi di dalam diri Yusuf dan Maria. Pertanyaannya, maukah kita tetap taat berada di dalam jalannya melakukan tindakan ketaatan itu? Sekalipun apa yang kita hadapi mungkin kesulitan ataupun ujian itu.
Nah, pada bagian berikutnya kita juga akan melihat kembali sebuah kontras yang sangat jelas Antara kaisar Agustus dengan Yesus yang datang ke dunia ini dengan cara yang sangat berbeda. Mungkin kita pernah melihat gambar bayi Yesus yang sedang terbaring di dalam palungan, kemudian dikelilingi malaikat. Ada ternak-ternak di situ dan juga ada para gembala di situ. Dan kemudian.
“Yesus tidak datang memerintah demi kepentingan diri, melainkan untuk melayani dan mengorbankan diri.”
Pertanyaan Reflektif: Apa artinya kelahiran Kristus yang hina bagi saya yang sering kali mencari kenyamanan atau kepuasan pribadi?
3. KABAR BAIK BAGI SEMUA ORANG
Lukas 2:10-12
10. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:
11. Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.
12. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.”Lukas 2:14
14. Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.Lukas 12:51
12. “Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai atas bumi? Bukan, kata-ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.”Lukas 2:14
14. Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi bagi manusia yang berkenan kepada-Nya.
NIV – Glory to God in the highest, and on earth peace to men on whom his favor rests.
“Kedatangan Yesus ke dunia adalah untuk merekonsiliasi hubungan antara Allah yang kudus dengan manusia berdosa.”
Kolose 1:20
20. Dan oleh Dialah, Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
Timothy Keller mengatakan:
“Hanya ketika kita melihat kedalaman dosa kita, maka kita akan tersengat oleh keajaiban dari anugerah.” (Only when we see depth of our sin will we be electrified by the wonder grace)
Pertanyaan Reflektif: Apakah saya menyadari dan menghargai pengorbanan Kristus di dalam hidup saya? Apakah saya hidup dengan penuh syukur atas anugerah yang telah diberikan kepada saya?
Bagaimana Yesus menggenapi rencana agung Allah tersebut, sehingga rekonsiliasi antara Allah yang kudus dan manusia berdosa dapat terjadi?
GOSPEL CONNECTION
Kelahiran Yesus di Bethelem terjadi 700 tahun setelah nubuatan nabi Mikha.
Mikha 5:1
1. Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.
Yesus lahir di Bethlehem di sebuah palungan yang hina. Palungan adalah lambang kehinaan dan kerendahan, namun melalui palungan datang keselamatan.
R. C. Sproul memberikan komentar dalam Luke – An Expositional Commentary:
“Kehinaan dimulai saat ia memasuki dunia ini dan berakhir saat Ia meninggalkan dunia ini.”
Philip Graham Ryken dalam Luke – Reformed Expository Commentary mengatakan:
“Penderitaan yang dimulai dari sejak kelahiran-Nya, mencapai puncaknya di salib. Tubuh yang dibungkus dengan sobekan kain bekas, juga pada akhirnya dibungkus dengan kain kafan.”
Di atas salib, Yesus harus dilemparkan ke dalam kegelapan maut akibat menanggung dosa manusia, namun melalui kematian-Nya di atas salib, kegelapan maut dikalahkan, sehingga kita yang berdosa, yang seharusnya berada di dalam kegelapan neraka kekal, dapat dibawa masuk ke dalam kehangatan dan terang kasih Allah.
Yesus turun ke dunia untuk dapat menjadi sefrekuensi dengan manusia.
Ibrani 4:15
15. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Orang Berinjil: