Maleakhi 1:1-3
1Ucapan ilahi. Firman Tuhan kepada Israel dengan perantaraan Maleakhi. 2“Aku mengasihi kamu,” firman Tuhan. Tetapi kamu berkata: “Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?” “Bukankah Esau itu kakak Yakub?” demikianlah firman Tuhan. “Namun Aku mengasihi Yakub, 3tetapi membenci Esau. Sebab itu Aku membuat pegunungannya menjadi sunyi sepi dan tanah pusakanya Kujadikan padang gurun.” 4Apabila Edom berkata: “Kami telah hancur, tetapi kami akan membangun kembali reruntuhan itu,” maka beginilah firman Tuhan semesta alam: “Mereka boleh membangun, tetapi Aku akan merobohkannya; dan orang akan menyebutkannya daerah kefasikan dan bangsa yang kepadanya Tuhan murka sampai selama-lamanya.” 5Matamu akan melihat dan kamu sendiri akan berkata: “Tuhan maha besar sampai di luar daerah Israel.”
EKSPEKTASI BERBEDA DENGAN REALITA
Seringkali realita kita jauh berbeda dengan apa yang kita harapkan, contoh: kita memesan makanan, pakaian dan sebagainya seperti yang tertera dalam iklannya namun kenyataannya yang kita dapat sangat berbeda dengan harapan kita sehingga kita menjadi kecewa. Tetapi i bukankah ini juga terjadi di dalam hidup kita yaitu kita memiliki cita-cita, memiliki mimpi angan-angan bahkan berusaha kerja keras bahkan kita juga berdoa tetapi sepertinya tidak ada hasil atau perubahan sehingga ekspektasi tidak sesuai dengan realita. Mungkin kita ada masalah keluarga bahkan sudah mengusahakan, mengampuni, mengasihi, melakukan firman serta berdoa dan berpuasa tetapi rekonsiliasi yang kita harapkan tidak kunjung terjadi serta pemulihan yang kita doakan masih belum terjadi meskipun kita sudah berdoa mungkin 2 tahun 3 tahun ataupun 5 tahun sehingga akhirnya kita mulai putus harapan.
Dalam titik ini maka kita seringkali mengalami apa yang disebut krisis kepercayaan sehingga dalam kehidupan kita maka iman kita sepertinya digoyahkan dan kita mulai bertanya apakah Tuhan mendengarkan kita? Apakah Tuhan peduli? Apakah Tuhan meninggalkan kita? Dan bahkan akhirnya mungkin kita bertanya “apakah Tuhan ada dan di tengah-tengah semua masalah dan pergumulan kita apakah Tuhan masih peduli dan mengasihi kita?
Apakah Rahmatnya “Favornya” Ada Pada Kita?
Apakah kita ini masih umat pilihanNya dan apakah engkau masih memperhatikan kami? Kalau benar mengapa engkau tidak menerima persembahan kami.
Dimanakah Keadilan Tuhan?
Mengapa engkau biarkan orang-orang yang fasik menjadi i makmur dan orang-orang pilihan hidupnya susah?
Apakah Engkau Mendengar Doa Kami?
Apakah engkau peduli terhadap apa yang kami alami dan apakah engkau mendengar doa kami? Kalau kita pernah menanyakan ini maka sebenarnya ini bukanlah pertanyaan jaman ini namun dari jamannya Maleakhi maka bangsa Israel juga menanyakan hal yang sama. Jadi ini bukan masalah yang baru tetapi itu adalah masalah yang ada sejak lama.
Tetapi puji Tuhan bahwa Dia adalah Tuhan yang hidup dan Dia mendengar semua pertanyaan ini dan melalui kitab Maleakhi maka Tuhan menjawab semua pertanyaan ini satu per satu.
AKU MENGASIHI KAMU
Maleakhi 1:1-2a
1Ucapan ilahi. Firman Tuhan kepada Israel dengan perantaraan Maleakhi. 2“Aku mengasihi kamu,” firman Tuhan.
Kalau kita memiliki anak yang nakalnya sangat luarbiasa kira-kira apa yang akan kita katakan pada anak kita? Demikian juga pada saat itu Tuhan sedang menghadapi situasi dimana bangsa Israel melakukan banyak sekali kejahatan yang tertulis di kitab Maleakhi antara lain:
Skeptis Akan Kasih Tuhan (1:2)
Cemar Ibadahnya (1:7)
Menyimpang Dari Kebenaran (2:8-9)
Menajiskan Perjanjian (2:10)
Tidak Setia Dalam Perkawinan (2:15; 3:5)
Tetapi apa yang dikatakan Tuhan terhadap bangsa Israel melalui nabi Maleakhi yaitu “ Aku mengasihi kamu “ Kata-kata mengasihi ini menggunakan “perfect tense” yang artinya bahwa kasihnya itu sempurna, tidak pernah habis dan tidak pernah putus serta tidak bersyarat dan tidak terbatas.
DENGAN CARA BAGAIMANA TUHAN MENGASIHI?
Maleakhi 1:2b-3
Tetapi kamu berkata: “Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?” “Bukankah Esau itu kakak Yakub?” demikianlah firman Tuhan. “Namun Aku mengasihi Yakub, 3tetapi membenci Esau. Sebab itu Aku membuat pegunungannya menjadi sunyi sepi dan tanah pusakanya Kujadikan padang gurun.”
Kadang dalam hidup kita yaitu saat kita fokus pada hal-hal yang kurang atau pada masalah kita maka kita menjadi kehilangan perspektif sehingga kita tidak bisa melihat lagi gambar besarnya Tuhan. Kalau kita menghitung berkat Tuhan, penyertaan dan kasih Tuhan itu justru yang tidak terhitung banyaknya. Tetapi seringkali kita mengeluh dan marah kepada Tuhan karena kita terlalu terpaku pada masalah kita.
Ketika bangsa Israel bertanya tentang bagaimana cara Tuhan mengasihi mereka maka Tuhan menjawab bahwa Dia mengasihi Yakub dan membenci Esau. Ini adalah suatu pernyataan yang mungkin membuat kita merasa bahwa Tuhan itu tidak adil dan tidak bisa kita terima secara akal manusia.
Sebab itu ketika kita mempelajari Alkitab maka sangat penting untuk selalu mempelajari konteks ayat Alkitab tersebut. Dalam contoh-contoh ini, nabi Maleakhi dan rasul Paulus menggunakan nama “Esau” untuk menyebut orang Edom, yang merupakan keturunan Esau. Ishak dan Ribka memiliki dua putra, Esau dan Yakub. TUhan memilih Yakub (yang kemudian dia namai sebagai “Israel”) untuk menjadi Bapa nenek moyang dari umat pilihanNya, bangsa Israel. Tuhan menolak Esau (yang juga disebut "Edom") dan tidak memilih dia untuk menjadi Bapak dari umat pilihan-Nya. Dan kalau dilihat maka Esau dan keturunannyapun yaitu orang Edom dalam banyak hal diberkati oleh Tuhan (Kejadian 33: 9; Kejadian pasal 36).
Jadi, mengingat konteksnya, Tuhan mengasihi Yakub dan membenci Esau tidak ada hubungannya dengan emosi manusia akan cinta dan kebencian ini adalah kata-kata Antrophomorfis – bahasa yg mendeskripsikan atribusi manusia yang terbatas pada Tuhan yang tidak terbatas. Itu semua berhubungan dengan Tuhan yang memilih satu orang dan keturunannya dan menolak pria lain dan keturunannya. Tuhan memilih Abraham dari semua pria di dunia. Alkitab dengan sangat baik dapat mengatakan, "Abraham, saya suka, dan setiap orang lain yang saya benci.”
Kalau kita bandingkan antara Esau dan Yakub maka bisa digambarkan bahwa Esau itu penampilannya lebih menarik yaitu kekar, suka berburu, jago berkelahi, berbulu dimana ini sangat cocok untuk menjadi bapa dari umat pilihanNya. Sedangkan Yakub itu dikenal sebagai anak yang disayangi ibunya, tidak berotot, suka memasak tetapi disisi lain dia ini orangnya sangat licik dan menipu untuk mendapat berkat dan pengecut namun Tuhan tetap memilih dan mengasihi dia. Sama seperti kita yaitu bahwa kita juga berdosa, bobrok, pezinah dan pembunuh tetapi karena anugerahNya maka Tuhan mau memilih dan mengasihi kita.
Bahkan dari kata – kata Antropomorfis ini pun maka harus dilihat dari keduabelah sisi yaitu mengasihi dan membenci sebab kalau dirasa tidak adil untuk Tuhan membenci Esau maka juga harus dilihat bahwa tidak adil pula kalau Tuhan mengasihi Yakub karena kalau upah dosa adalah maut maka mengapa bisa Yakub masih tetap dipilih dana dia masih menerima berkat itu? Roma 3:10 berkata tidak ada yang benar, seorangpun tidak., tidak ada seorangpun yang mencari allah. semua orang telah menyeleweng - tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.
Jadi pertanyaannya bukan mengapa Tuhan tidak adil sebab kalau Tuhan adil maka kita semua menerima hukuman namun yang menjadi pertanyaannya adalah mengapak bisa masih ada yang dikasihi dan diberi anugerah dan diselamatkan. Jadi Tuhan dalam kedaulatnNya dan anugerahNya tetap mengasihi kita meskipun kita tidak layak untuk menerimanya
TUHAN MELINDUNGI DAN MENYERTAI UMAT PILIHANNYA KARENA KASIHNYA
Maleakhi 1:4
4Apabila Edom berkata: “Kami telah hancur, tetapi kami akan membangun kembali reruntuhan itu,” maka beginilah firman Tuhan semesta alam: “Mereka boleh membangun, tetapi Aku akan merobohkannya; dan orang akan menyebutkannya daerah kefasikan dan bangsa yang kepadanya Tuhan murka sampai selama-lamanya.”
Kalau kita baca semua kitab di Perjanjian Lama maka Tuhan menyertai bangsa Israel meskipun mereka ada di dalam perbudakan dan Tuhan mengatur sedemikian rupa untuk bangsa Israel kembali ke tanahnya lagi, membangun kembali bait Allah dan selalu disertai namun tidak begitu ceritanya dengan Edom . Dan Tuhan ingin mengingatkan melalui nabi maleakhi bahwa penyertaan Tuhan itu didasari oleh kasihNya kepada umatNya.
Ratapan 3:21-23
hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: 22Tak berkesudahan kasih setia Tuhan,tak habis-habisnya rahmat-Nya,23selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!
Demikian juga apapun yang menjadi permasalahan kita maka Tuhan lebih besarTuhan berkuasa dan berdaulat atas segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita
Maleakhi 1:5
5matamu akan melihat dan kamu sendiri akan berkata: “Tuhan maha besar sampai di luar daerah Israel.”