PEMBACAAN : Lukas 6 : 17 - 26
Minggu Palma ini kita merayakan kedatangan Yesus Kristus ke Yerusalem, sebelum kemudian disalibkan pada Jumat Agung dan bangkit pada hari Minggu Paskah. Yang menarik mengenai minggu Palma adalah di Matius 21 Yesus menyuruh murid-muridNya pergi ke satu kampung untuk mendapatkan keledai yaitu meminjam kemudian dikatakan kalau sampai ada orang yang bertanya mereka disuruh untuk mengatakan bahwa Tuhan memerlukannya dan Ia akan mengembalikannya. Kemudian Matius mencatat di ayat 4 bahwa hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: - kemudian Yesus mengutip ayat Perjanjian Lama.
Zakharia 9:9 (Raja Mesias di Sion)
“Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! LIHAT, RAJAMU DATANG KEPADAMU; ia ADIL DAN JAYA. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.”
Yang janggal dari ayat ini adalah dikatakan bahwa Raja itu adil dan jaya, tetapi lemah lembut dan mengendarai seekor keledai. Raja seperti apa ini? Yang tidak memiliki pasukan pengawal dan tidak dibarengi pahlawan-pahlawan dengan kuda-kuda yang kekar serta dengan pedang dan perisai yang berkilau dan perkasa? Dan kita sebenarnya dapat melihat model raja yang seperti apay aitu pada saat Yesus menjelaskan nilai-nilai kerajaan-Nya melalui kotbah di bukit di Matius 5:1-12 atau Lukas 6:17-26.
1. MENGAPA KERAJAAN?
Hanya Ada Dua Kerajaan
Lukas 6:20
20Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata:
“Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya KERAJAAN ALLAH.
Melalui ayat ini Yesus sedang mengatakan bahwa Dia akan datang sebagai raja namun berbeda dengan yang sebelumnya dimana kerajaan yang akan ditegakkan itu sangat berbeda. Yesus sedang memberikan perbedaan yang kontras tentang kerajaan yang harus diikuti yaitu kerajaan terang atau kerajaan gelap. Kita bisa menjadi warga negara dari kerajaan sorga yaitu kerajaan terang di mana Kristus yang menjadi raja atau dari kerajaan kegelapan yaitu cara dunia dan dosa. Dan ketika Yesus berbicara tentang kerajaan maka yang dimaksudkan bukan kerajaan yang akan datang tetapi kerajaan sekarang dan itu sudah terjadi pada 2000 tahun yang lalu. Apa yang disampaikan Kristus juga sejalan dengan apa yang disampaikan Paulus bahwa konsep kerajaan ini bukan bicara nanti waktu kiamat tetapi juga sekarang dikonfirmasi oleh ayat-ayat tulisan Paulus.
Kol 1:13
Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasihRoma 13:12-13(BIMK)
Malam sudah hampir lewat; dan sebentar lagi akan siang. Jadi, baiklah kita berhenti melakukan perbuatan-perbuatan gelap. Kita harus melengkapi diri kita dengan senjata terang. 13Kita harus melakukan hal-hal terhormat seperti yang biasanya dilakukan orang pada siang hari
Jadi Kerajaan Allah bukan nanti tetapi sekarang. Meskipun hari ini gelap tetapi kita disuruh hidup seakan-akan seperti orang yang hidup di siang hari yaitu hidup di dalam terang.
Setiap Kerajaan Memiliki Sistem
Pertama, Nilai/Pola. Dalam kata lain, setiap raja atau administrasi baru selalu memiliki pola nilai yang berbeda. Contoh : Jika seorang pelatih mengambil alih tim, segera dia mengatakan, "Kondisi fisik. Saya tahu pelatih terakhir tidak peduli dengan kondisi fisik, tetapi saya peduli." Setiap Kerajaan, administrasi baru, atau manajemen akan membawa nilai baru. Akan ada pola nilai baru.
Kedua, Kekuatan/Otoritas. Sebuah Kerajaan harus memiliki kekuatan untuk menerapkan semua pola-pola dan nilai-nilai yang diimplementasikan dan dihidupi. Ini berarti bahwa pola yang diimplementasikan akan memiliki efek. Apa yang akan terjadi jika pelatih masuk ke posisi dan menerapkan programnya? Apakah tim akan menang? Apakah pemain akan mencapai potensinya? Apakah moral akan naik? Apa yang akan terjadi?
Ketiga, Hasil/Akibat. Sebuah Kerajaan selalu, selalu memiliki dampak, selalu memiliki pengaruh. Kamu selalu memiliki pola yang diterapkan, dan ini menghasilkan produk, menghasilkan hasil pada kehidupan orang-orang.
Yesus Kristus, dalam ayat 20–23, menunjukkan pola, kekuatan, dan hasil dari Kerajaannya. Dalam ayat 24–26, Dia menunjukkan Kerajaan yang digantikannya, yang memiliki pola, kekuatan, dan hasil yang sepenuhnya berbeda.
2. KETERBALIKAN DUA SISTEM KERAJAAN
24Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. 25Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. 26Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.”
Ini adalah nilai-nilai kerajaan dunia yang akan digantikan dengan nilai-nilai Kerajaan Sorga. Ini bukan pola dan nilainya Tuhan tetapi pola dan nilainya manusia. Apa yang disukai manusia dan merupakan kecenderungan manusia berdosa secara natural.
Kefanaan dunia yang dapat dinikmati daging sekarang serta kepuasan instan yaitu kekuasaan (power), kenyamanan (comfort), kesuksesan (success) dan popularitas (recognition). Ketika kita fokus pada hal yang sekarang (fana) maka yang terlihat hasilnya, itu hanya sementara. Kerajaan dunia hasil/akibat/pengaruhnya adalah celaka, kecewa, menangis dan hampa.
Kita mungkin tertawa sekarang, tetapi nanti kita akan menangis. Kita mungkin kenyang sekarang, tetapi nanti kita akan lapar dan kosong. Apa yang menjadi hal yang terpenting dalam hidup kita saat ini? Jika kita membangun hidup kita di atas hal-hal yang fana, kelihatannya kita mendapatkan hasil sekarang, tetapi kebenarannya adalah bahwa hal-hal fana tersebut pada akhirnya akan lenyap, akan hancur dan akan mengecewakan.
Contoh; Jika kita membangun hidup kita di atas kecantikan kegantengan kita, Fisiknya prima, kecantikan atau kegantengan kita. Fisik kita akan memudar, melorot, keriput dan menjadi lemak.
Jika kita membangun hidup kita atas orang yang mencintai kita, suami, istri, anak-anak, sahabat atau pertemanan mereka. maka pasti akan mengecewakan kita dan kalaupun mereka tidak mengecewakan maka mereka suatu hari akan mati.
Jika kita membangun hidup kita dengan prestasi dan kekuasaan, prestasi kita akan dikalahkan orang lain dan ada orang yang lebih hebat, lebih berprestasi dan lebih berkuasa. Apa yang menjadi fokus kita sekarang?
Yang menyedihkan yaitu prosperity gospel menjadikan Yesus sebagai sarana dan alat untuk mendapatkan pola dunia. Itulah sebabnya injil kemakmuran adalah injil palsu. Itu adalah injil yang sesat! Bagaimana kita tahu ini benar? Manusia memiliki persoalan yang tidak bisa dihindari yaitu kejahatan, penderitaan dan kematian. Ini adalah persoalan fundamental yang dialami oleh semua orang baik yang jahat atau yang baik. Jadi kalau kita hidup berdasarkan yang fana maka semuanya akan sia-sia.
Yesus Kristus, dalam ayat 20–23, menunjukkan pola, kekuatan, dan hasil dari Kerajaannya. Dalam ayat 24–26, Dia menunjukkan Kerajaan yang digantikannya, yang memiliki pola, kekuatan, dan hasil yang sepenuhnya berbeda.
20Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: “Berbahagialah, hai kamu yang MISKIN, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. 21Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini LAPAR, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini MENANGIS, karena kamu akan tertawa. 22 Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang MEMBENCI KAMU, dan jika mereka MENGUCILKAN KAMU, dan MENCELA KAMU serta MENOLAK NAMAMU sebagai sesuatu yang jahat. 23 Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga;
Disini Yesus tidak bermaksud mmenyuruh kita untuk miskin, lapar, menangis, dibenci, dikucilkan, dicela dan ditolak. Yesus tidak sedang mengajarkan asketisme atau stoisisme. Asketisme yaitu suatu paham atau ajaran yang meninggalkan kehidupan yang bersifat duniawi dan materi. Sedangkan stoisisme adalah ajaran yang menekankan dimensi internal manusia yang hidup bahagia tanpa terpengaruh oleh hal-hal yang ada diluar dirinya.
- Dallas Willard-mengatakan "Dalam kehidupan umat Tuhan akan terlihat terlebih dahulu sebuah keterbalikan nilai yang luar biasa. Mereka akan menghargai apa yang dunia sebut sebagai hal yang memilukan, dan mencurigai apa yang dunia pikirkan sebagai hal yang menggiurkan."
Kita tidak mencari penderitaan tetapi pada saat hal-hal yang tidak mengenakkan/ pergumulan datang maka kita dapat menghargainya, kita dapat melihat nilainya dan kita dapat melihat ada kebaikan dibaliknya. Ketika ada musibah, pergumulan, masalah atau tangisan, maka hidup kita tidak hancur dan.mental kita tidak down, namun kita dapat menghargainya dan melihat nilainya. Kita dapat melihat kebaikannya dan melihat pelajarannya..
Ketika datang, kita tidak mengatakan, "Oh Tuhan, hidup kita sudah berakhir." Tidak, jika ketika hal-hal ini terjadi pada kita, jika ketika kelemahan datang, ketika semua hal ini menimpa kita maka kita berkata, "Oh Tuhan, hidupku sudah berakhir," maka kita terpengaruh oleh dunia lama, kerajaan lama, kerajaan yang digantikan. Kita menghargainya ketika itu terjadi. Kita tahu nilainya, dan kita menghargai orang-orang yang sedang mengalaminya. Kita tertarik pada mereka. Kita masuk ke dalam kehidupan mereka untuk mencoba memperbaiki hidup mereka.Orang Kristen yang hidup dengan pola kerajaan sorga hidupnya tidak dikendalikan oleh apa yang dunia cari! (uang, kekuasaan, kesuksesan, kenyamanan atau popularitas). Hal-hal itu tidak mendorong mereka danbukan itu yang membuat mereka kerja keras dan bukan itu yang buat mereka bahagia.
23 Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, SEBAB SESUNGGUHNYA, UPAHMU BESAR DI SORGA;
"Dalam ayat 23 maka kata “pada waktu itu” bukan future tense (akhirat) tetapi saat penderitaan datang. Apa yang dimaksudkan pada waktu kita mengalami penderitaan kita bisa mencicipi sukacita dan kebahagiaan sorga. Berbahagia itu artinya sangat puas. Orang yang ada didalam Kristus dan hidup dengan pola kerajaan sorga itu tidak di kontrol oleh kekayaan, kenyamanan, kesuksesan dan popularitas. Meskipun dia menangis tetapi dia bisa berbahagia. Meskipun dia dikucilkan dan ditolak dia tetap bisa berbahagia. Meskipun hartanya habis dia tetap bisa berbahagia. Paradox Injil (orang ber-Injil)itu bisa berbahagia meski miskin, lapar menangis atau dicela.
Disinilah Karl Marx salah dimana orang yang berinjil memiliki sesuatu yang lebih indah daripada kekayaan, kuasa, kenyamanan, kesuksesa dan popularitas. Orang yang memiliki kerajaan akan menghidupi paradox injil . Meskipun harta kita habis namun kita akan bisa tetap bersyukur karena kita memiliki harga yang tidak dimakan karat dan ngengat. Kristus menjadi harta yang paling berharga. Meskipun kita ditolak kita tidak kecewa karena Tuhan menerima kita. Meskipun kita dicela dan dikucilkan namun kita tidak sedih karena Tuhan mengenal kita. Mungkin di dalam hati kita menyanggah:....namun aku bukan Yesus ..aku tidak bisa seperti Yesus...”
3. BAGAIMANA KITA MENGHIDUPINYA? APA IMPLIKASINYA BAGI KITA?
Bagaimana kita bisa memiliki Kuasa untuk hidup seperti itu?
Luk 6:19
19Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya.
Ini ayat yang menarik dimana dikatakan “ada kuasa yang keluar daripada-Nya dan semua orang itu disembuhkan.” Pada Perjanjian Lama (Taurat) maka kalau seseorang menyentuh atau disentuh orang cacat, maka orang tersebut akan menjadi najis. Sampai Yesus datang dan membawa Kerajaan Allah. Apa yang Yesus lakukan? Kristus sang raja meninggalkan sorga rela menjadi miskin, lapar, menangis, dibenci, dikucilkan, dicela dan ditolak. Dia mengalami itu semua bagi kita.Yesus menjalani semua itu bukan hanya untuk menjadi contoh bagi kita, namun Dia menannggung kelemahan kita, dihukum dan mati untuk menanggung keterpisahan kita dari Allah, supaya kita didamaikan dan dikembalikan kepada Allah.
2 Kor 8:9
9Kamu sudah mengenal anugerah Tuhan kita Yesus Kristus. Kamu tahu bahwa Kristus sangat kaya, tetapi karena kamu Ia telah menjadi miskin. Kristus telah melakukan hal itu sehingga kamu dapat menjadi kaya karena kemiskinan-Nya.
Ini adalah penggenapan dari kotbah Yesus di Bukit “Berbahagialah, hai kamu yang miskin karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Kita ini tidak berharga namun Tuhan yang sangat berharga rela membayar harga suapaya kita yang tidak berharga menjadi sangat berharga. Martin Luther mengatakan “ Tuhan Yesus, Engkau adalah kebenaranku; aku adalah dosa-Mu. Engkau menanggung apa yang seharusnya kutanggung, namun memberikan kepadaku milik-Mu. Engkau rela berada di tempatku, agar aku dapat menerima keberadaan-Mu yang tidak layak kuterima." Jadi akibatnya hati kita bisa tenang.
Selain itu, orang yang sadar bahwa dia lemah namun bisa menjadi kuat di dalam Kristus. Orang yang sadar bahwa meskipun dia miskin namuni dia kaya dan tetap berbahagia. Saat melihat orang lemah dia akan mudah menolong. Saat melihat orang miskin maka hatinya akan berbelas kasihan. Saat melihat orang lapar dan menangis dia akan dengan senang hati menolong dan menemani serta menghibur mereka karena dirinya sendiri sudah melihat pertolongan Tuhan, merasakan pendampingan Tuhan dan sudah mendapatkan penghiburan Tuhan. Saat melihat orang yang membenci dia, mengucilkan dia, mencela dia dan menolak diam aka hatinya tidak sakit hati karena sudah merasakan belas kasihan dan anugerah Allah. Sehingga dia bisa berbelas kasihan dan menyalurkan anugerah kepada orang yang mengucilkan, membenci, mencela dan menolak dia.
Pertanyaan Reflektif :
Hati kita memandang kepada siapa, saat ada pergumulan, penderitaan yang datang? Hati kita bersyukur tentang apa saat keadaan baik-baik saja maupun sedang bergumul dan menangis?
IMPLIKASI INJIL: