Pembacaan :  Wahyu 5: 1 - 14

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Yohanes 4 - 5

 

Salib bukan simbol kekalahan, kesedihan atau rencana yang salah. Salib tidak mengajarkan bahwa kebaikan kalah terhadap kejahatan. Salib tidak merebut harapan keselamatan dari mereka yang mau percaya. Salib bukanlah simbol dari rasa malu penebusan. Salib seharusnya tidak membuat Anda malu. Salib seharusnya menjadi kemegahan Anda. Dengarkan kata-kata Rasul Paulus: “Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan dan aku bagi dunia” (Gal. 6:14). Di dunia yang penuh dosa, sebenarnya tidak banyak hal yang pantas untuk dibanggakan. Sebagai orang berdosa, yang diselamatkan dari diri sendiri oleh kasih karunia, kita tidak memiliki alasan yang sah untuk membusungkan dada. Kita adalah sasaran dari belas kasihan. Kita bukan pahlawan. Dunia di sekitar kita mengeluh karena beban dosa. Sejarah umat manusia akan menjadi kisah yang menyakitkan dan suram jika bukan karena salib yang terpancang di bukit Golgota. Itu jelas bukan tempat yang dibayangkan akan menjadi tempat di mana adegan kemenangan yang mengubah sejarah akan terjadi. Tempat di mana para penjahat dihukum sepertinya bukanlah tempat di mana kita akan mencari harapan. Pemandangan di mana satu-satunya orang tak bersalah di dunia dihukum mati, sepertinya bukanlah sesuatu yang pantas dirayakan. Kematian adalah pintu menuju kehidupan. Keputusasaan adalah pintu masuk menuju harapan. Kelemahan adalah tempat untuk menemukan kekuatan. Ketidakadilan adalah tempat belas kasihan mengalir. Hidup datang kepada mereka yang pantas mati. Kekalahan sebenarnya adalah kemenangan. Akhir adalah benar-benar sebuah awal. Dari kesedihan datang perayaan abadi. Kubur adalah tempat di mana kehidupan baru dimulai.

Paradoks penebusan yang mustahil menjadi gerakan dari anugerah yang mengubahkan. Harapan dinyanyikan dengan nada penderitaan. Kehidupan dimainkan menggunakan instrumen kematian. Anugerah tidak dinyanyikan berdasarkan nada hukum Taurat. Allah membentuk harapan dari tragedi. Jadi kita melihat Kalvari dan tidak menyanyikan lagu pujian—kita menyanyikan lagu kemenangan dan perayaan, harapan dan keselamatan. Iblis tidak mampu menyaingi lagu keselamatan kita. Nyanyian harapan oleh orang-orang yang ditebus tidak akan pernah berakhir. Jumlah mereka akan bertambah, suara mereka akan semakin keras, perayaan mereka akan semakin banyak. Salib adalah subjek dari lagu-lagu itu dan anugerah yang menghidupkan adalah paduan suaranya.

Salib Yesus Kristuslah yang memberi Anda alasan untuk berharap, bernyanyi, bersyukur, dan hidup. Salib tidak pernah menjadi penghalang rencana penyelamatan Allah, tetapi sarana penting untuk rencana penyelamatan-Nya. Salib tidak pernah menjadi tanda kekalahan. Salib selalu merupakan kemenangan.

 

Salib Yesus Kristus berdiri sebagai mercusuar harapan di dunia yang hancur. Hidup, harapan, pengampunan, dan perubahan benar-benar mungkin