Pembacaan : Amsal 29

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Matius 5 - 6

 

 

Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya. (Amsal 29:15) 

 

TONGKAT. Seruan Amsal untuk menggunakan tongkat menjadi perhatian pembaca masa kini. Pelecehan terhadap anak memang merupakan sebuah kejahatan besar, dan perdebatan modern mengenai hukuman fisik memang bagus, tetapi terlalu rumit untuk dijabarkan di sini. Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari Amsal. Pertama, karena tongkat secara harfiah digunakan untuk menghukum penjahat pada masyarakat kuno, maka tongkat menjadi simbol otoritas dan disiplin secara umum. Jadi ketika Amsal menyuruh orang tua untuk menggunakan tongkat, itu memang mencakup kemungkinan hukuman fisik, namun maknanya jauh lebih dalam daripada itu. Kedua, Amsal tidak pernah melihat tongkat sebagai peluru ajaib. Tidak seorang pun boleh menganggap disiplin sebagai inti dari membesarkan anak, atau terlalu mengandalkan hukuman fisik sebagai inti dari disiplin. Amsal 29:15 mengatakan bahwa bersamaan dengan konsekuensinya harus ada teguran lisan dan masuk akal. 

 

Keseluruhan kitab Amsal secara implisit mengutuk pendisiplinan yang keras yang menurut mereka “dilakukan dengan masuk akal, kesungguhan dan kasih sayang,” dan dengan kehangatan dan kasih sayang yang terpancar dari ucapan orang tua. Bruce Waltke menulis bahwa “orang tua yang menganiaya anak-anak mereka tidak dapat bersembunyi di balik doktrin Amsal.” 

 

Apa pendapat Anda tentang hikmat hukuman fisik bagi anak-anak? 

 

Doa: Tuhan, Engkau menyelamatkan kami dengan kasih karunia-Mu, tetapi Engkau terlalu mengasihi kami sehingga tidak membiarkan kami melakukan dosa, sehingga Engkau mendisiplin kami (Ibrani 12:4-11). Engkau tidak pernah terlalu permisif atau terlalu keras. Engkau menggabungkan perhatian penuh kasih sayang dengan disiplin yang tegas. Biarkan gereja dan keluarga kami melakukan hal yang sama. Amin.