Pembacaan : Amsal 13

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Matius 7-9

 

Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya. (Amsal 13:24) 

 

TIDAK TERJEBAK PERASAAN BERSALAH. Meskipun membesarkan anak memerlukan lebih dari sekadar disiplin, bukan berarti kita bisa melonggarkan disiplin. Batasannya harus benar-benar jelas dan konsekuensinya benar-benar konsisten, diterapkan secara serius tetapi tidak dengan kata-kata yang menjengkelkan dan menyakitkan. Dengan begitu anak dapat bertumbuh untuk melihat bahwa konflik sesungguhnya bukanlah pertarungan melawan apa yang orang tua mau dan apa yang mereka mau melainkan pertarungan untuk mengendalikan diri mereka sendiri, yang kalau tidak dilakukan akan membuat mereka mengalami konsekuensi dalam dunia dan kehidupan mereka. Namun, disiplin tidak hanya sulit dilakukan pada anak-anak tetapi juga pada orang tua. Ketika dihukum, anak-anak Anda secara naluriah akan berteriak, mengasihani diri sendiri dan sedih, “Ayah/ibu tidak sayang padaku!” Namun Amsal mengingatkan, tidak mendisiplin berarti membenci mereka dan mendisiplin berarti mencintai mereka. Jadi jangan biarkan anak memeras Anda secara emosional. Jika Anda menyerah dan tidak mendisiplin, Anda hanya mencintai diri sendiri, bukan mereka.

 

Mendisiplin anak juga memerlukan disiplin dari orang tua. Mudah untuk menghukum anak dengan emosi marah daripada dengan kasih sayang. Daripada duduk di sofa dan berteriak dengan ancaman yang kosong dengan semakin meningkatnya kekesalan, orang tua harus merespons secara instan terhadap setiap ketidakpatuhan anak saat mereka masih tenang, dan memastikan bahwa konsekuensi diterapkan.

 

Keluarga mana yang pernah Anda lihat melakukan hal ini dengan baik? Apa yang paling bisa Anda pelajari dari mereka?

 

Doa: Tuhan, mencintai orang yang tidak sempurna itu sulit. Saat Engkau menyelamatkan kami maka ada harga yang harus Engkau bayar. Demikian juga saat kami mendisiplin anak kami atau menegur teman kami maka ada konsekuensi yang harus kami tanggung. Namun ketika kami pertama-tama memandang kepada-Mu, dan kemudian kepada orang-orang yang kami kasihi, Engkau memampukan kami untuk menanggung konsekuensinya. Amin